Sukses

Selain Rokok, Ini Pemicu Seseorang Terkena Kanker Paru

Selain rokok, ada juga faktor risiko lain yang menimbulkan seseorang terkena risiko kanker paru.

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari dunia hiburan, Nita Octobijanthy, istri Indro Warkop meninggal karena kanker paru. Nita mengembuskan napas di usia 59 pada Selasa, 9 Oktober 2018 di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan.

Penyebab kanker paru seperti yang dialami Nita tidak hanya gara-gara rokok, bisa juga karena polusi udara. Baru-baru ini, laporan jumlah pasien kanker paru, baik dari perokok maupun non-perokok hampir sama di India, menurut sebuah penelitian yang dilakukan Lung Care Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada kesehatan paru-paru di India.

Sebuah analisis terhadap 150 pasien di Sir Ganga Ram Hospital, New Delhi, menemukan hampir 50 persen pasien dengan kanker paru itu tidak pernah dan belum pernah merokok. Namun, para pasien tersebut mengembangkan kanker paru.

Saat ini, kanker paru bertanggung jawab atas lima kematian per 1.000 orang di India. Artinya, ada tujuh per 1.000 orang di New Delhi meninggal karena kanker paru.

Para ahli kesehatan meyakini ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa polusi udara berpengaruh terhadap meningkatnya kanker paru. Apalagi, New Delhi adalah salah satu kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi.

Dikutip dari Economic Times, Rabu (10/10/2018), tingkat kelangsungan hidup penderita kanker yang tidak lebih dari lima tahun.

"Ini adalah pertama kalinya saya melihat rasio 1:1 antara perokok dan non-perokok yang menderita kanker paru-paru," jelas Chairman, Centre for Chest Surgery, Sir Ganga Ram Hospital, New Delhi, Arvind Kumar.

"Melihat rasio itu, alasan yang jelas yang terlintas dalam pikiran adalah polusi udara, yang mengandung asap dan PM 2.5 (kadar polusi udara)."

 

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Polusi udara dan paru-paru

PM 2,5 adalah partikel kurang yang berukuran kurang dari 2,5 mikron atau 30 kali lebih halus dari rambut manusia. Partikel ini saat dihirup jauh ke dalam paru terkait meningkatkan risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan lain.

Pencemaran udara di luar ruangan diklasifikasikan sebagai agen penyebab kanker pada2013 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tingkat rata-rata PM 2,5 jam yang tinggi selama 24 jam menjadi masalah sepanjang tahun di New Delhi terutama antara Maret-Mei 2018.

Â