Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ini Alasan Cokelat Bisa Tingkatkan Gairah Seksual Pria

Hormon kisspeptin dalam cokelat dipercaya bisa tingkatkan gairah seks pada pria

Liputan6.com, Jakarta Cokelat ternyata mampu tingkatkan daya tahan pria saat bercinta. Sebuah penelitian mengungkapkan keterkaitan antara produk makanan itu dengan gairah seks yang lebih tinggi.

Mengutip The Sun pada Sabtu (20/10/2018), studi tersebut menunjukkan bahwa pria lebih sering melihat pornografi setelah mendapat suntikan protein yang ditemukan dalam kembang gula. Salah satunya juga ditemukan dalam cokelat.

Mereka yang diberikan protein kisspeptin yang ada dalam cokelat lebih banyak terstimulasi oleh gambar-gambar seksual yang diperlihatkan dalam pengujian tersebut. Sementara, mereka kurang bereaksi pada foto yang bergambar negatif atau netral.

"Kita telah menyimpulkan dari penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kisspeptin dapat mengaktifkan area otak tertentu yang terkait dengan seks dan emosi," ujar Dr. Alexander Comninos dari Imperial College London, Inggris.

"Namun penelitian ini meningkatkan pengetahuan kita tentang hormon lebih jauh," tambahnya.

Temuan tersebut menunjukkan, hal tersebut dapat benar-benar mempengaruhi seluruh jaringan di otak. Bahkan, ketika kita tidak melakukan apa-apa. Hormon tersebut jelas terkait dengan fungsi seksual dan emosional. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Membantu masalah psikoseksual di masa depan

"Temuan kami membantu mengurai banyak peran dan kompleks dari hormon yang dihasilkan secara alami, kisspeptin dan bagaimana dia mengatur hormon reproduksi serta fungsi seksual dan emosional," ujar Comninos.

Masalah psikoseksual seperti gairah yang rendah, mempengaruhi satu dari tiga orang. Kondisi itu bisa menghancurkan hidup seseorang, terutama pada pasangan yang sehat.

"Temuan ini membuka jalan untuk kisspeptin sebagai pengobatan masa depan untuk masalah ini, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Comninos.

Profesor Waljit Dhillo dari Imperial College London mengatakan, hormon tersebut suatu hari nanti bisa digunakan untuk mengobati kondisi seperti dorongan seksual rendah atau depresi.