Liputan6.com, Jakarta Mendengar berita pesawat Lion Air JT 610 jatuh, Bayu (33) panik. Di tangannya, sudah siap tiket penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta siang ini. Takut mengalami hal serupa ia pun langsung meminta maaf ke teman-teman terdekat.
Cerita kepanikan Bayu mungkin juga dirasakan calon penumpang pesawat yang hendak terbang usai kejadian jatuhnya pesawat Lion Air pada Senin, 29 Oktober 2018 pagi di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Ada juga yang saking takutnya, jadi membatalkan tiket yang sudah di tangan. Wajarkah hal ini?
Baca Juga
Menurut psikolog klinis dewasa Rena Masri, rasa panik dan cemas itu masih wajar bila dia hendak terbang usai mendengar berita itu, apalagi bila dia naik pesawat dengan maskapai yang sama.
Advertisement
"Kalau baru kejadian, terus ia panik, cemas, takut, itu masih wajar karena ada kejadian yang baru saja terjadi yang menyebabkan keadaan traumatis," kata Rena saat dihubungi Health-Liputan6.com.
Namun, tingkat kepanikan atau cemas berbeda-beda. Ada yang seperti Bayu, ada juga yang melakukan pembatalan penerbangan, tapi ada juga yang biasa saja.
"Satu kejadian bisa ber-impact yang berbeda-beda pada tiap orang. Hal ini tergantung pada pengalaman tiap-tiap orang," kata wanita yang berpraktik di Q-Consulting Jakarta ini.
Ciri-ciri orang panik adalah tangan berkeringat dingin, kaki bergerak, duduk salah berdiri juga salah. Menurut Rena, bila kondisi itu terjadi dalam satu atau dua hari ini masih wajar bila hendak naik pesawat terbang.Â
Waspada bila ...
Namun, jika perasaan cemas dan takut naik pesawat masih berlangsung hingga satu atau dua tahun ke depan, kemungkinan mengalami gangguan panik.
Sebaiknya perlu ke psikolog untuk menegakkan diagnosis untuk mengetahui benar mengalami gangguan panik atau tidak.
Advertisement