Liputan6.com, Jakarta Jagat media sosial Indonesia saat ini sedang heboh dengan sebuah genre humor yaitu "black comedy" atau humor gelap. Terutama, setelah viralnya beberapa video kontroversial yang dibuat oleh duo komedian Tretan Muslim dan Coki Pardede.
Dalam jagat komedi tunggal, kedua komedian yang pernah mengikuti ajang variety show komika di salah satu televisi swasta tersebut memang kerap melontarkan humor gelap bernuansa satir dan menyindir. Tidak peduli apakah mereka berada di televisi, radio, hingga internet.
Baca Juga
Tak jarang, beberapa orang kerap kali tidak mengerti bahkan tersinggung atas humor yang mereka lontarkan. Namun, sesungguhnya apa itu humor gelap?
Advertisement
Mengutip dari Cambridge Dictionary pada Kamis (1/11/2018), "black comedy" atau humor gelap bisa didefinisikan sebagai sebuah film, lakon, atau hal lain yang melihat sisi lucu dari berbagai hal yang kelihatannya serius seperti kematian atau penyakit.Â
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Melihat sisi lucu dari sesuatu yang mengerikan
Menurut britannica.com, humor atau tulisan semacam ini menyandingkan unsur-unsur mengerikan dengan sesuatu yang lucu, dengan menggarisbawahi ketidakberdayaan atau kesia-siaan hidup.
Jenis humor ini sering menggunakan lelucon atau komedi kelas rendah untuk memperjelas bahwa individu adalah korban tidak berdaya dari karakter dan takdir.
Walaupun begitu, bukan berarti orang yang suka akan jenis humor gelap adalah psikopat atau tidak memiliki kecerdasan. Sebuah penelitian bahkan mengungkap kemungkinan orang-orang dengan selera tersebut mungkin saja jenius.
Â
Advertisement
Penyuka humor gelap cenderung lebih cerdas?
Mengutip rdasia.com, studi yang terbit di jurnal Cognitive Processing menunjukkan, reaksi Anda terhadap humor gelap bisa menunjukkan kecerdasan.
Tim ahli psikologi menyimpulkan bahwa orang yang menghargai humor gelap kemungkinan memiliki IQ yang lebih tinggi dan menunjukkan agresi yang lebih rendah. Selain itu, mereka juga lebih mungkin menahan perasaan negatif secara lebih efektif.
Para peneliti ini menganalisis 156 partisipan pria dan wanita yang membaca 12 kartun suram dari The Black Book karya kartunis Jerman, Uli Stein. Kemudian, mereka mengikuti tes IQ dasar dan menjawab beberapa kuesioner tentang suasana hati, kecenderungan agresif, dan latar belakang pendidikan.
Hasilnya menunjukkan, peserta yang memahami dan menikmati humor gelap menunjukkan IQ yang lebih tinggi dan melaporkan kecenderungan kurang agresif dibandingkan yang tidak.
Para peneliti memaparkan sebuah penjelasan masuk akal. Salah satunya tentang manfaat tertawa yang sudah dipelajari secara luas.