Sukses

Kemenkes: Tidak Ada Wabah Japanese Encephalitis di Bali

Selama 2018, hanya ditemukan satu kasus Japanese Encephalitis di Bali.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa tidak ada wabah penyakit Japanese Encephalitis (JE) di Indonesia, khususnya Bali.

“Tidak benar jika diberitakan terjadi lonjakan kasus atau bahkan outbreak Japanese Encephalitis di Bali. Sepanjang 2018, hanya ditemukan satu kasus JE pada bulan Januari tanpa kematian,” kata Direktur Surveilan dan Karantina Kesehatan, Vensya Sitohang seperti dilansir Sehat Negeriku, Senin (13/11/2018).

Pelaksanaan vaksinasi JE di Bali pada April 2018 lalu merupakan kampanye imunisasi JE khusus di Bali yang merupakan daerah endemis JE. Cakupan proyek tersebut mencapai 100 persen

Selanjutnya, imunisasi JE di Bali sudah masuk imunisasi rutin yang sasarannya adalah seluruh bayi usia 10 bulan di provinsi Bali.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Penyakit JE

Penyakit JE adalah penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus japanese encephalitis yang disebarkan oleh vektor nyamuk culex.

Hingga saat ini, belum ada obat untuk mengatasi infeksi JE, pengobatan yang ada bersifat suportif untuk mengurangi tingkat kematian akibat JE. Oleh karenanya upaya menjaga kesebersihan lingkungan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN Plus) bersama Masyarakat dan imunisasi adalah cara pencegahan paling efektif.

Manusia bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Biasanya nyamuk ini lebih aktif pada malam hari. Nyamuk golongan Culex ini banyak terdapat di persawahan dan area irigasi. Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan.