Sukses

Terapi Cuci Otak Sempat Kontroversi, Ini Tanggapan Dokter Terawan

Begini komentar dokter Terawan Agus Putranto bila ada beberapa orang yang masih tidak setuju soal metode terapi cuci otak yang dilakukannya.

Liputan6.com, Jakarta Metode terapi cuci otak (brain washing) atau Digital Substraction Angiography (DSA) yang dilakukan dokter Terawan Agus Putranto sempat menimbulkan kontroversi beberapa waktu lalu. Pria yang juga Kepala RSPAD Gatot Soebroto Jakarta ini angkat bicara bila ada yang tidak setuju denga metode tersebut. 

"Kalau masih ada yang tidak setuju ya tidak apa-apa. Kita kan negara demokrasi, boleh setuju, boleh tidak. Yang penting itu bagaimana safety (keselamatan) pada pasien," ujar Terawan saat ditemui di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, ditulis Selasa (13/11/2018).

Soal uji klinis, Terawan menegaskan, seluruh prosedur perawatan dan alat-alat DSA sudah melalui uji klinis.

"Kalau dipermasalahkan soal uji klinis. Uji klinis apa dulu? Obat-obatan sudah semua uji klinis. Mau obat yang dipakai dan alat yang digunakan (untuk DSA) itu sudah uji klinis," Terawan melanjutkan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jurnal nasional dan internasional

Terawan menambahkan, seluk-beluk soal DSA yang diampunya juga sudah dipublikasikan, baik jurnal nasional maupun internasional.

"Kami tidak pernah berhenti untuk menulis jurnal. Kami selalu belajar. Bisa dicek nanti jurnalnya di internet. Yang pasti kalau kita melihat peluang (terapi cuci otak), kita mendapatkan harga (penghargaan) yang baik," tambah Terawan

Direktur PT Clinique Suisse, Joe Budiman menyampaikan, metode terapi cuci otak sudah dipublikasikan jurnal nasional dan internasional sebanyak 12 buah.

Selain diminati pasien dalam negeri, terapi cuci otak Terawan diminati para pasien mancanegara.

Sampai saat ini, pasien asing yang datang ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto untuk terapi cuci otak lebih dari 30.000 pasien. Bahkan seribu pasien asal Vietnam akan menjalani terapi cuci otak.

Pernandatanganan kerjasama antara Kedutaan Besar Vietnam untuk Indonesia dan RSPAD Gatot Soebroto telah dilakukan kemarin, Senin, 12 November 2018.

 "Layanan kesehatan di Indonesia sudah terbukti go international," ujar Terawan.

PT Clinique Suisse bertanggung jawab mengkoordinasi 1.000 pasien Vietnam yang akan menjalani DSA di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.