Â
Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) mengalami kenaikan. Penyakit tidak menular antara lain, kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Advertisement
Baca Juga
Prevalensi penyakit tidak menular, yakni kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen, prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.
Dari pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Dalam acara puncak Hari Kesehatan Nasional ke-54 pada Minggu, 18 November 2018, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyampaikan, kenaikan prevalensi penyakit tidak menular karena perilaku masyarakat.
"Penyakit tidak menular meningkat, perilaku masyarakat harus diubah. Kita sendiri yang seharusnya menyadari untuk menerapkan pola hidup sehat," jelas Menkes Nila saat ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta, ditulis Senin (19/11/2018).
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Biaya kesehatan meningkat
Menkes Nila mencontohkan, hipertensi dan diabetes melitus yang naik sangat mengejutkan. Seluruh kondisi itu menjadi sumber penyakit.
"Kalau kayak gini, nanti kan bisa berujung penyakit berbahaya. Hipertensi enggak terkontrol bisa jadi penyakit jantung. Diabetes melitus bisa mengarah pada gagal ginjal," lanjutnya.
Jika hal tersebut terjadi, maka biaya kesehatan untuk berobat dan perawatan akan meningkat. Pencegahan harus dilakukan dengan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi dan olahraga.
"Pemcegahan ini enggak juga dari peran Kementerian Kesehatan, tapi dari kita sendiri. Ya, kalau saya enggak mau berubah atau Anda sekalian enggak mau berubah. Angka PTM akan terus tinggi," Menkes Nila menambahkan.
Advertisement