Sukses

Siapa yang Lebih Kuat Hadapi Perceraian, Pria atau Wanita?

Benarkah pria lebih rapuh ketika menghadapi perceraian? Simak selengkapnya di sini.

Liputan6.com, Jakarta Perceraian bakal memberikan dampak pada pria maupun wanita. Salah satunya dari sisi kesehatan. Namun dari berbagai penelitian disebutkan bahwa dampak kesehatan ini lebih besar dialami oleh pria dibanding wanita.

Salah satu efek negatif adalah terjadi perubahan gaya hidup seperti merokok atau konsumsi alkohol. Menurut studi di jurnal Social Science and Medicine pada 2012, saat menikah istri cenderung mengajak dan menyemangati suami untuk hidup lebih sehat, seperti berhenti merokok, berhenti mengonsumsi alkohol atau berolahraga teratur.

Usai bercerai, pengaruh positif dari istri tak lagi didapatkan sehingga pria cenderung akan kembali pada kebiasaan hidup yang tidak sehat.

Sementara itu pada penelitian lain juga disebutkan bahwa pria cenderung bergantung secara emosional dengan istrinya. Pada penelitian tersebut dilakukan survei mengenai siapa yang akan diajak berdiskusi pertama kali saat sedang sedih, kecewa, marah atau depresi. Hasilnya 71 persen pria memilih istrinya, sementara hanya 39 persen wanita memilih suaminya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

 

 

2 dari 2 halaman

Pria cenderung cepat mencari pengganti

Wanita yang sudah menikah cenderung memiliki dukungan emosional lebih baik dibanding pria seperti dari keluarga atau teman terdekatnya. Bukan berarti pria tidak memiliki dukungan emosional dari keluarga atau teman terdekat, tetapi karena pria cenderung sulit untuk mengungkapkan perasaannya atau bercerita mengenai masalahnya dengan orang lain.

Selain itu pria yang sudah menikah juga cenderung bergantung pada istri dalam menjadi kurang mandiri dalam melakukan kegiatan tertentu seperti mengepak perlengkapan, disiapkan sarapan atau makan dan masih banyak lagi. Akibatnya, pria menjadi lebih rapuh karena kehilangan sosok istri tempatnya selama ini bergantung.

Menurut studi di British Journal of Sociology, tak heran pria cenderung lebih cepat ingin menemukan pasangan baru atau menikah lagi dibandingkan wanita. Sementara wanita cenderung trauma untuk menikah lagi.

Hal tersebut dikarenakan pria cenderung lebih bergantung secara emosional dengan pasangannya, sehingga dorongan untuk menikah lagi juga lebih besar. Bahkan disebutkan juga bahwa pria yang memiliki dukungan sosial yang rendah – baik dari teman atau keluarga – cenderung akan menikah lagi.

Sumber: Klikdokter.com