Sukses

Alasan Makan Cokelat Bisa Bikin Stres Menurun dan Bahagia Meningkat

Cokelat akan memicu tubuh melepaskan hormon kebahagiaan yang akan membuat lebih rileks dan bahagia.

Liputan6.com, Jakarta “Aku mau ujian wawancara kerja nih, makan cokelat dulu ah, biar tenang”

“Aku kalau lagi stres belajar, kok bisa sedikit hilang stresnya ya setelah makan cokelat?”

“Aku kasih hadiah cokelat aja buat kekasihku, semoga badmood-nya hilang setelah makan cokelat”

Tidak disadari, telah menjadi kebiasaan beberapa dari kita mengonsumsi cokelat untuk mengurangi stres, hadiah untuk orang spesial, atau mempererat hubungan persahabatan. Sebagian wanita setelah mengonsumsi cokelat merasakan peningkatan suasana hati (mood) dan aktivitas.

Usai makan cokelat, aktivitas bekerja dan belajar menjadi lebih berstamina dan menyenangkan. Seakan-akan cokelat jadi 'alat perang' untuk melawan mood negatif seperti bosan, lelah, cemas, sedih, dan gugup.

Mengapa Cokelat dapat Meningkatkan Mood Kita?

Beragam jenis cokelat seperti bittersweet chocolate, dark chocolate, white chocolate, dan milk chocolate mengandung theobramine dan phenylethylamine. Theobramine dan phenylethylamine mempunyai peran yang penting dalam mengatur perasaan senang pada seseorang. Perasaan senang ditimbulkan karena serotonin yang meningkat dalam otak kita yang biasanya disebut sebagai hormon kebahagiaan.

Hormon kebahagiaan juga dipengaruhi oleh dopamin, oksitosin, dan endorfin. Proses bahagia atau sedihnya perasaan kita akan diatur oleh hormon-hormon tersebut. Saat mengonsumsi cokelat, hormon kebahagiaan akan dipicu oleh cokelat untuk dilepaskan dalam tubuh kita.

Endorfin memiliki fungsi menjadikan kita nyaman dan menghilangkan stres. Perasaan menyenangkan dihasilkan oleh hormon dopamin sebagai respons atas mengonsumsi cokelat. Oksitosin berfungsi untuk membangkitkan kepercayaan dan membangun hubungan yang sehat.

 

2 dari 3 halaman

Cokelat sebagai Pembangkit Semangat

Cokelat sebagai Pembangkit Semangat

Sebagian jenis cokelat (dark chocolate dan milk chocolate) mengandung kafein sedangkan untuk white chocolate tidak mengandung kafein sama sekali. Kafein di dalam cokelat berfungsi menambah rasa semangat, meningkatkan kemampuan untuk bekerja, dan konsentrasi tetap terjaga. 

Kafein mempunyai peran yang sama seperti theobramine yang dapat  meningkatkan suasana hati. Perbedaannya adalah, theobramine tidak sampai menghasilkan peningkatan kewaspadaan agar diri kita tetap terjaga.

Mengurangi Stres

Jika kita stres, maka bagian tubuh yang merespons rasa stres tersebut yaitu kortisol. Kortisol disebut juga hormon stres. Kadar kortisol meningkat saat kita mengalami stres dan tekanan yang tidak mampu dihadapi.

Apabila kita merasa tidak kuat untuk menghadapi stres atau merasa sedih, maka  kortisol akan lebih lama bersarang pada tubuh. Akibatnya, kadar endorfin sebagai hormon kebahagiaan akan menurun karena terkalahkan oleh meningkatnya hormon kortisol.

Hal ini dapat berbahaya bagi tubuh jika kita tidak dapat mengontrol kadar hormon kortisol dengan baik. Cokelat merupakan salah satu makanan yang dapat  mengurangi tingkat kadar hormon kortisol. Selain dapat meningkatkan suasana hati, cokelat juga dapat mengurangi stres.

Meningkatkan Gairah Seksual

Cokelat dapat membangkitkan perasaan euforia. Beberapa orang berkata bahwa dengan mengonsumsi cokelat dapat meningkatkan libido, atau gairah seksual. Sebagian wanita yang mengonsumsi cokelat setiap hari memiliki keinginan seksual lebih tinggi daripada wanita yang tidak mengonsumsinya.

Cokelat dapat menjadi salah satu pendorong meningkatnya gairah seksual karena terdapat asam amino di dalamnya. Asam amino berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke organ seksual

 

3 dari 3 halaman

Jangan Makan Cokelat Sebelum Tidur

 

Cokelat memang memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita terutama dalam mengatur mood bahagia. Namun, alangkah baiknya jika tidak mengonsumsi cokelat sebelum tidur.

Seseorang mengonsumsi cokelat sebelum atau mendekati waktu tidur cenderung mengalami insomnia. Seseorang yang mengalami insomnia akibat mengonsumi cokelat karena sensitif terhadap kafein yang terkandung dalam cokelat. 

The National Sleep Foundation, sebuah media yang mengedukasi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup, menyarankan agar menghindari cokelat sebelum tidur. Terdapat alternatif lain jika ingin mengonsumsi cokelat sebelum tidur yaitu dengan mengonsumsi white chocolate yang memiliki kadar kafein 0 persen.

“As you share chocolate with your loved one, think about the untold stories of chocolate that archaeologists, medical researchers, and chemists are working to discover for you.” –Anonim 

 

Tulisan Zahra Gias Tsamarah dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com