Liputan6.com, Jakarta Berbagai ajang lari maraton saat banyak digelar. Selain untuk berolahraga, tak jarang alasan seseorang mengikuti lari maraton untuk mencari medali atau menunjukkan eksistensi di media sosial.
Padahal, lari maraton membutuhkan persiapan yang tidak mudah dan waktu yang lama. Jika tidak latihan sebelum mengikuti ajang tersebut, bisa muncul masalah kesehatan dari yang ringan sampai kematian mendadak saat lari.
Baca Juga
"Lari maraton itu olahraga dengan intensitas tinggi. Sehingga risiko cedera cukup tinggi, bahkan risiko kematian itu ada. Jadi harus terlatih dan dipersiapkan dengan baik," kata dokter spesialis kedokteran olahraga Indonesia Sports Medicine Center Andi Kurniawan di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta ditulis Kamis (29/11/2018).
Advertisement
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Waktu persiapan yang tepat
Kepada Health Liputan6.com, Andi mengungkapkan waktu yang tepat dalam mempersiapkan lomba lari maraton. Menurut dokter yang juga mengikuti beberapa ajang lari maraton di beberapa negara tersebut untuk menjalankan program latihan dibutuhkan waktu empat sampai enam bulan.
"Ketika kita sudah selesai lomba, tubuh melakukan recovery butuh waktu satu sampai dua bulan. Jadi sebaiknya, maraton dilakukan cukup satu sampai dua kali dalam setahun," kara Andi menyarankan.
Â
Advertisement
Bahaya lari maraton berlebihan
Pria yang sempat terlibat dalam tim kedokteran Asian Games 2018 itu mengatakan, seringkali orang ikut lomba lari maraton dalam waktu yang berdekatan. Padahal, ini bisa membuat beban tubuh menjadi berlebihan.
"Kalau terlalu sering membuat otot, sendi, di hari tua tidak bagus. Risiko cedera bisa lebih meningkat bagi mereka yang terlalu sering. Selain itu, risiko terhadap kesehatan juga tidak bagus," kata Andi.
Untuk pemula terutama, Andi mengatakan bahwa sebaiknya memulai secara bertahap. Selain itu, ketahui juga seberapa mampu tubuh saat mengikuti lomba lari maraton.