Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang percaya sering terbangun di malam hari merupakan tanda terkena penyakit tertentu. Namun, hal pertama perlu dipahami, bangun tengah malam benar-benar normal dan merupakan bagian dari DNA manusia, ujar Jose Colon, MD, pendiri Paradise Sleep dan penulis The Sleep Diet.
Kunci kedua, usai terbangun Anda harus kembali tidur. Jika tidak bisa, bisa jadi terkena hal berikut seperti dilansir Prevention, Selasa (4/12/2018).
Baca Juga
1. Harus pipis
Advertisement
Buang air kecil di malam hari (nocturia) hingga dua satau empat kali dalam semalam bisa terjadi karena kurangnya keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh. Direktur Eksekutif WaterCures.org Jonathan Steele mengatakan, minum air tanpa cukup garam biasanya akan membuat seseorang ingin terus buang air kecil.
2. Suhu ruangan terlalu panas
Menurut National Sleep Foundation (NSF), suhu udara yang panas akan membuat seseorang sulit untuk tertidur. Kendati demikian, lanjut NSF, orang dapat tidur dengan nyaman di berbagai suhu. Namun suhu kamar antara 16-18 Celsius sangat ideal untuk sebagian besar orang.
Juga, cobalah mandi sebelum tidur. Mandi air hangat akan menaikkan suhu tubuh lalu memicu sinyal otak untuk segera tidur.
Â
3. Depresi ringan
Sekitar 17 persen wanita cenderung memiliki gejala depresi ringan yang membuat sulit tidur. Munculnya pikiran negatif, kecemasan berlebihan, kekurangan energi, dan nyeri di beberapa bagian tubuh membuat terbangun di tengah malam.Â
4. Kecanduan media sosial
Cahaya layar selama malam hari dapat menghentikan melatonin, hormon tidur, ujar Richard L. Hansler, PhD, dari Lighting Innovations Institute di John Carroll University di Ohio, Amerika Serikat.Â
5. Semakin tua
Setiap orang memiliki jam biologis yang menentukan kapan mereka lelah di malam hari dan waktu bangun di pagi hari. Mulai usia 40-an, jam tubuh mulai bergeser.
Para peneliti tidak yakin persis mengapa ini terjadi, tetapi direktur Sleep and Performance Research Center Hans Van Dongen mengatakan, memasuki usia 60-an, tubuh akan secara alami akan bangun lebih awal atau dua jam lebih awal daripada usia 30-an
Advertisement
6. Masalah pernapasan
Baik hidung tersumbat karena alergi atau pilek, akan membuat Anda sulit tidur. Begitu pun faktor lain seperti polip hidung dan amandel besar.
Asisten profesor otorhinolaryngology di Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat mengatakan, yang bisa Anda lakukan pertama adalah berbaring miring karena masalah pernapasan cenderung memburuk ketika Anda tidur telentang.
7. Sleep apnea
Banyak orang mengira pria paling banyak mengalami sleep apnea (berhenti bernafas berulang kali pada malam hari). Padahal seiring bertambahnya usia, pada wanita terutama saat mereka mengalami menopause, juga bisa mengalami sleep apnea bahkan ketika memiliki berat badan yang sehat.
8. Masalah tiroid
Meski gangguan tiroid bukan penyebab masalah tidur, namun gejala lain yang menyertainya seperti depresi, penurunan berat badan atau gangguan kecemasan, dan masalah lambung mungkin bisa membuat sulit tidur.
9. Stres
Â
Stres bisa mengaktifkan bagian otak yang membuat sulit tidur. Orang-orang yang memiliki masalah ini biasanya bisa melakukan terapi dengan menghubungi psikolog.Â
10. Kekurangan vitamin D
Kekurangan vitamin D bisa memicu penyakit kardiovaskular, kanker, dan masalah tulang, serta gangguan tidur. Penelitian dari Harvard School of Public Health Amerika Serikat menemukan bahwa 12 persen orang dengan vitamin D rendah tidur kurang dari 5 jam semalam, dan 57 persen terjaga selama 90 menit atau lebih di tengah malam.
Temuan ini tidak mengejutkan mengingat bahwa vitamin D tampaknya memiliki efek langsung pada bagian otak Anda yang berperan dalam tidur, kata Michael Breus, PhD , psikolog klinis dan diplomat American Board of Sleep Medicine.
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Advertisement