Sukses

Awas, Pemanasan Global Tingkatkan Risiko Kena Penyakit Jantung

Pemanasan global dilaporkan memiliki pengaruh pada hilangnya jam kerja, yang menyebabkan pekerjaan menjadi tidak produktif

Liputan6.com, Jakarta Dampak pemanasan global lebih mengerikan dari apa yang kita bayangkan. Sebuah penelitian menunjukkan masalah tersebut juga membuat pekerjaan seseorang menjadi tidak produktif, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan terkait panas seperti heat stress dan sakit jantung.

Laporan The Lancet Countdown menunjukkan bahaya pemanasan global, salah satunya di negara yang dianggap memiliki masalah lingkungan hidup terparah di dunia yaitu India. Di negara tersebut, 40 juta orang terpapar gelombang panas dari 2012 hingga 2016. Peningkatan semacam ini bisa mengancam kesehatan.

Melansir Indiatimes pada Minggu (9/12/2018), jurnal The Lancet menyatakan bahwa semakin banyak orang di seluruh dunia yang menghadapi risiko kematian terkait panas akibat perubahan iklim. Penelitian itu dilakukan oleh 27 institusi akademis di dunia.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Hilangnya jam kerja

Menurut studi tersebut membuat pekerjaan menjadi tidak produktif. Hal ini terjadi karena hilangnya jam kerja yang signifikan, terutama di daerah-daerah yang rentan.

"Kecenderungan serupa, meskipun lebih kecil, mempengaruhi sektor industri dan jasa," tulis penelitian tersebut.

Ketika suhu naik di atas batas fisiologis, pekerjaan yang berkelanjutan menjadi lebih sulit dan berpengaruh pada hasil kerja. Tahun 2017, 153 miliar jam kerja hilang akibat paparan panas. Angka tersebut meningkat 62 miliar jam dibandingkan dengan 2000.

Studi ini juga menemukan, bagi mereka yang breusia di atas 65 tahun dan tinggal di kota-kota besar, serta memiliki masalah kardiovaskular, diabetes, dan penyakit pernapasan kronis, lebih berisiko terkena heat stress, serta meningkatkan risiko terkena sakit jantung dan ginjal. Masalah kesehatan itu bisa terjadi akibat meningkatnya suhu.