Sukses

Lebih Dekat dengan John Kunkel, Pemilik Restoran Terkenal AS Yardbird

Pemilik restoran terkenal Amerika Serikat yang juga koki mendirikan restoran miliknya bernama Yardbird di Singapura.

Liputan6.com, Singapura Bergelut dalam dunia bisnis kuliner dan restoran sejak umur 15 tahun, John Kunkel menjadi salah satu pemilik restoran terkenal Amerika Serikat. Ia merupakan pendiri perusahaan 50 Eggs Restaurant Group, Inc. Ia mengelola beberapa restoran paling terkenal di Miami, termasuk restoran Yardbird yang sangat sukses berlokasi di Miami, Las Vegas, Los Angeles, dan Singapura.

Di mata banyak orang, John dianggap sebagai pelopor konsep restoran santai dan nyaman di Florida Selatan. Ia berhasil menciptakan dan mengembangkan lebih dari 11 konsep restoran yang berbeda-beda. Bahkan membuka lebih dari 30 restoran.

Keberhasilan dan kepemimpinan John tidak luput dari perhatian industri. Ia memenangkan Ernst and Young Entrepreneur of the Year di Florida Hospitality dan menerima penghargaan Honorary Doctorate from Johnson and Wales University. Nama John tercatat dalam Miami Herald’s “Top 40 under 40,” yang diakui sebagai salah satu pemilik restoran ternama di AS dengan banyak publikasi.

Bisnis restoran John juga mulai merambah Asia, khususnya di Singapura. Ia membuka restoran sekaligus bar bernama Yardbird Southern Table & Bar di area Marina Bay Sands. John menceritakan soal ekspansi dan konsep restoran Yarbird. 

Untuk mendirikan restoran Yardbird termasuk keputusan yang tidak mudah. Ide dan inspirasi untuk membangun restoran butuh konsep yang unik. Ini dikarenakan perusahaan 50 Eggs Restaurant Group, Inc adalah perusahaan besar dan punya lebih banyak menu menarik yang disajikan.

“Kami (50 Eggs Restaurant Group, Inc) memang mengelola banyak konsep restoran yang berbeda-beda. Semuanya unik dan spesial setiap restoran. Soal menu juga termasuk resep keluarga, yang mana melekat dengan saya,” kata John saat membuka percakapan dengan Liputan6.com dan tim rombongan pada Kamis, 6 Desember 2018.

Penampilan John yang mengenakan kaus putih begitu ramah menyambut kami di restoran miliknya, Yarbird, Marina Bay Sands, Singapura. Kami mengobrol dengan John hampir 30 menit. Kedatangan kami dan John dalam rangka menghadiri relaunch Yardbird pada malam itu.

Menu yang disajikan di Yarbird kental bernuansa klasik ala Amerika. Sebut saja menu Lewellyn’s Fine Fried Chicken dan Great American Brunch, seperti Buttermilk Pancakes, Smoked Salmon Avocado Toast and Chicken ‘N’ Watermelon ‘N’ Waffles. Menu tersebut termasuk menu keluarga (family recipes) yang turun temurun.

“Dalam menjalankan restoran sekarang, saya dibantu dengan chef (koki) andal. Mereka punya banyak sekali menu hasil kreatif sendiri sendiri,” tambah John.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Ekspansi ke Singapura

Perjalanan membuka Yarbird dimulai saat John berkunjung ke Singapura 3, 5 tahun lalu. Ia melihat Singapura (dalam hal ini Marina Bay Sands) punya pangsa pasar yang memikat. Berbagai restoran di Marina Bay Sands bernuansa Jepang, Tiongkok, Italia, dan Prancis.

Pada waktu itu, belum ada restoran yang menawarkan nuansa ala Amerika. Kesempatan itulah yang dipergunakan John membuka Yardbird.

“Kami punya Yardbird di Las Vegas. Itu restoran paling sukses di antara semuanya. Lalu saya ke Singapura 3,5 tahun lalu. Melihat gedung dan kota Singapur-nya. Saya pikir, pemandangan ini akan menarik membuka restoran ala Amerika. Apalagi yang ada itu restoran ala Jepang, Tiongkok, Italia, dan Prancis. Jadi, saya yakin, Yarbird itu restoran unik yang khusus bernuansa Amerika,” papar John.

Perusahaan 50 Eggs Restaurant Group, Inc termasuk bisnis keluarga John. Dalam mengelola berbagai restoran, termasuk Yardbird, ada tantangan yang dihadapi John.  Menentukan lokasi yang cocok membuka restoran adalah tantangan utama. Setiap lokasi punya karakteristik berbeda, yang mana dilihat dari budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

“Tantangan untuk menjalankan restauran pasti ada.  Ini kan bisnis keluarga. Perbedaan lokasi pasti iya (jadi tantangan sulit). Tapi saya pikir, tantangan lainnnya adalah mencoba menyasar ke pengunjung dan konsumen di berbagai negara (tidak hanya lingkup AS saja). Sebelum membuka restoran baru, saya juga mendengarkan saran-saran dari konsumen (yang pernah berkunjung ke restoran),” ungkap John.

3 dari 3 halaman

Mencintai profesi

Punya banyak restoran yang dikelola diakui John memang membuatnya menjadi orang yang sibuk. Stres kadang menyerang dirinya karena ia harus ikut mengontrol dan mengelola restoran-restoran lain. Walaupun begitu, stres tidak menghambatnya bekerja. Ia tetap aktif bekerja.

“Stres? Oh, jelas iya. Karena saya menjalankan banyak bisnis (restoran) juga. Tapi itu bukan hambatan, saya justru makin senang mengelola restoran. Bahkan saya berusaha keras membuka restoran fine dining di Miami hanya dalam waktu tiga minggu,” ucap John sembari tertawa saat ditanya tentang stres oleh Liputan6.com.

John mencintai profesinya dalam mengelola restoran. Ide membuka sebuah restoran berkat kolaborasi dari orang lain, baik desainer restoran, koki, dan pengelola yang ikut membangun restoran. Kolaborasi dilakukan bersama tim terbaik. Artinya, keberhasilan membangun satu instrumen restoran (dekorasi) termasuk bagian kerja dari tim.

“Setiap chef yang bekerja juga sangat profesional. Saya tumbuh di bisnis keluarga ini. Jadi, saya rasa sangat memahami bisnis restoran. Saya selalu belajar setiap hari. Mendengarkan komentar dari konsumen juga,” lanjut John.

John berharap pengunjung dan konsumen dapat kembali lagi menikmati sajian di restoran miliknya, terutama Yardbird. Di restoran ini, para koki memperkenalkan menu dan bumbu baru tiap tiga bulan sekali. Suasana Yardbird yang punya dua lantai terbilang nyaman dengan nuansa cokelat pada warna dinding, meja, dan kursi memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

“Saya ingin pengunjung bisa kembali makan di restoran ini dan menikmati sajian baru. Saya sangat menikmati bisnis ini. Saya juga ingin membuat orang lain happy (bahagia) saat makan di sini,” tutup John.