Liputan6.com, Jakarta Selain karena tidak sengaja kegigit atau tersodok sikat gigi, kesehatan jiwa seseorang rupanya turut berpengaruh terhadap kehadiran sariawan.
"Sariawan bisa terjadi karena ada masalah, stres. Saat stres ini membuat imunitas rendah. Ketika menurunnya sistem pertahanan lokal maka bisa terjadi sariawan," kata Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Sri Hananto Seno saat edukasi Periksa Mulut Sendiri di Jakarta Pusat ditulis Minggu (16/12/2018).
Baca Juga
Ketika stres datang, bisa saja usai mengunyah gorengan atau mengonsumsi makanan berkuah yang panas disusul dengan kehadiran sariawan.
Advertisement
Kondisi itu membuat lepasnya permukan sel-sel di lapisan mukosa. Ketika lapisan tersebut lepas, saraf-saraf yang ada di dalamnya terbuka. Itu sebabnya sariawan menimbulkan rasa nyeri.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Stres berkepanjangan picu kanker mulut
Dampak stres yang berkepanjangan tak cuma sariawan. Berdasarkan pengalaman panjang sebagai dokter gigi dengan spesialisasi bedah mulut, Seno kerap menjumpai pasien kanker mulut yang rupanya juga punya stres.
"Pasien saya sekitar 58 persen karena faktor stres. Misalnya suaminya selingkuh terus, istrinya kepikiran, jadi stres akhirnya timbul kanker mulut. Walau memang tidak bisa disebutkan sebagai satu penyebab, namun ada kaitanya," kata Seno.
Hubungan antara stres dan kanker mulut ini diketahui Seno dengan menanyakan kepada pasiennya. Misalnya salah satu pasien laki-laki terkena kanker mulut yang ternyata mengalami depresi berkepanjangan gara-gara permasalahan keuangan di bisnis yang dijalani.
"Makanya, kalau stres itu jangan lama-lama ya," pesan Seno.
Jika mengalami stres berkepanjangan, lebih baik segera berkonsultasi ke tenaga ahli seperti psikolog. Sehingga bisa segera diatasi dan tidak makin parah.Â
Advertisement