Liputan6.com, Jakarta Tidak hanya hewan yang menggunakan suara-suara tertentu untuk memikat lawan jenis mereka. Para peneliti menemukan bahwa manusia juga melakukan hal yang sama.
Dilansir dari New York Post pada Jumat (21/12/2018), sekelompok peneliti Eropa mengumpulkan 30 lajang heteroseksual antara usia 20 hingga 40 tahun. Mereka diminta untuk kencan dengan cepat dan dipelajari tentang perilaku kompetitifnya soal ketertarikan seksual.
Baca Juga
Para peneliti menemukan, yang penting untuk memikat lawan jenis dalam studi tersebut adalah modulasi suara.Â
Advertisement
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Wanita gunakan suara maskulin
Awalnya, laki-laki kemungkinan mengharapkan suara yang lebih dalam ketika diperkenalkan ke calon pasangannya. Di samping itu, studi menemukan bahwa wanita menyukai nada yang lebih maskulin.
Namun, studi tersebut memperlihatkan bahwa wanita juga cenderung bicara dengan suara yang lebih berat ketika bicara dengan pria, yang ingin mereka ajak berhubungan seks.
"Hasil kami bertentangan dengan prediksi bahwa wanita akan mengubah suara mereka menjadi lebih feminin kepada calon pasangan yang disukai," kata penulis penelitian yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
Selain itu, laki-laki juga lebih suka perempuan yang berbicara dengan suara yang lebih rendah.
Â
Advertisement
Suara yang lebih seksi
Selama penelitian, para peserta hanya diminta menjawab pertanyaan "ya" atau "tidak" untuk hipotesis hubungan. Para wanita kebanyakan menyimpan suara-suara yang lebih seksi untuk pria yang secara pribadi diinginkannya.
Tidak hanya itu, para wanita juga menggunakan suaranya sebagai senjata dalam persaingan memikat pasangannya. Terbukti dengan peserta yang melihat peserta lain menggunakan suara mereka untuk memikat pasangan.
"Kemampuan perempuan dan laki-laki untuk secara dinamis mengubah suara mereka, memiliki potensi untuk mempengaruhi keberhasilan reproduksi. Di luar ini, mungkin juga berfungsi untuk memanipulasi persepsi dan perilaku orang lain dalam berbagai konteks sosial, ekonomi, dan politik."