Liputan6.com, Jakarta Seorang calon ibu perlu ekstra hati-hati di saat sedang mengandung. Dia harus memastikan kesehatan janin agar lahir selamat dan sehat. Sekaligus terhindar dari keguguran.
Keguguran bisa terjadi karena berbagai faktor. Usia, perubahan hormon, implantasi (keluarnya bercak darah di awal kehamilan), trauma, dan pola hidup tak sehat. Disertai juga dengan kelelahan, gangguan tidur, kurang konsentrasi, kehilangan selera makan, dan perasaan tertekan.
Baca Juga
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan sejumlah pakar dari Imperial College London, dengan melibatkan 113 orang wanita yang baru saja keguguran atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), dampak dari kejadian ini seringkali bikin mereka stres dan trauma berkepanjangan.
Advertisement
Banyak dari wanita itu yang mengalami keguguran di tiga bulan pertama kehamilan. Gara-gara masalah ini, para peneliti menemukan bahwa empat dari 10 orang wanita mengalami gejala PTSD tiga bulan setelah keguguran, merasa cemas di tahap sedang dan berat, dan depresi.Â
Hasil dari penelitian yang sudah diterbitkan di dalam BMJ Open ini juga melaporkan bahwa mereka mengalami kembali perasaan kehilangan, begitu mencoba untuk hamil lagi.Â
"Beberapa wanita mengalami mimpi buruk. Dan banyak dari mereka yang akhirnya menghindari apa pun yang bisa mengingatkan mereka tentang keguguran yang pernah dialami," kata peneliti dikutip dari Self pada Minggu, 23 Desember 2018.
Ternyata trauma akibat keguguran ikut memengaruhi kehidupan kerja mereka. Sementara itu, sebanyak 40 persen, mengatakan, kondisi tersebut juga memengaruhi hubungan mereka dengan suami, teman, dan keluarga.
Â
Bantu Terbebas dari Trauma karena Keguguran
Karena itu, bantu wanita yang mengalami keguguran terlepas dari stres dan trauma. Apabila tidak segera mencari cara untuk mengatasi trauma tersebut, menyebabkan kesedihan yang berlarut dan menimbulkan stres tak berkesudahan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi trauma yang dikutip dari Orami;
1. Kenali reaksi awal
Terguncang dan penyangkalan merupakan rasa tidak percaya akan kenyataan yang sedang terjadi.
Rasa bersalah dan kemarahan, rasa kesedihan dan putus asa, juga membuat Anda menyalahkan diri sendiri.
Anda pasti merasa sedih dan tertekan, mendapati diri selalu menangis, tidak ada nafsu makan, sulit untuk tidur, tidak fokus untuk melakukan pekerjaan, dan tidak tertarik dengan apapun yang ada di dunia luar.
Pasrah, Anda berhasil melewati tahap awal, menerima kehilangan bukan berarti melupakan.
2. Terbuka dengan suami
Dukungan dari suami merupakan sebuah kekuatan yang anda butuhkan. Menjalin komunikasi secara terbuka dan tidak menutup diri, memperkuat hubungan dengan cara melakukan aktivitas baru kembali memupuk romantisme yang ada di antara kalian.
3. Mencari dukungan dari orang lain
Mendekatkan diri dan memperkuat jiwa rohani Anda dan meminta bimbingan kepada pemimpin agama dapat menemukan kedamaian dan kenyamanan dengan anggota keluarga atau teman.
4. Menjalani konseling
Apabila Anda masih merasa sulit uuntuk menjalani aktivitas sehar-hari dan kesedihan yang berlarut-larut karena trauma yang sedang Anda hadapi, ada baiknya menemui terapis seperti psikolog atau psikiater.
Penulis : Annisa Rizky
Advertisement