Liputan6.com, Jakarta Terjangan tsunami Anyer, yang ditandai dengan naiknya gelombang pasang air laut, disaksikan fotografer gunung berapi asal Norwegia, Oystein Lund Andersen. Detik-detik mencekam tersebut diceritakan Andersen.
Baca Juga
Advertisement
Ia bersama istri dan anaknya sedang berlibur di Anyer dan menginap di hotel terdekat. Saat peristiwa berlangsung, Andersen sedang memotret Gunung Anak Krakatau yang erupsi.
Andersen berada di pantai sendirian, sedangkan istri dan keluarganya tidur di kamar.
"Saya mencoba memotret gunung berapi Anak Krakatau yang erupsi. Tiba-tiba saya melihat gelombang pasang air laut ini datang. Mau tak mau, saya harus berlari masuk ke dalam hotel dan memberitahukan istri dan anak untuk lari ke tempat yang lebih aman," ucap Andersen, sebagaimana dikutip BBC, Minggu (23/12/2018).
Sesaat sebelum gelombang air pasang tsunami Anyer menghantam pantai, tidak ada aktivitas yang aneh sama sekali. Suasana hanya gelap. Pada malam sebelumnya memang ada aktivitas erupsi yang cukup aktif dari Gunung Anak Krakatau.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Dua gelombang pasang air laut
Andersen mengungkapkan, ada dua gelombang pasang air laut yang menghantam. Gelombang pertama tidak begitu kuat, sehingga ia bisa lari sekuat tenaga.
"Saya langsung berlari ke hotel dan membangunkan istri dan anak saya yang sedang tidur. Saya melihat keluar jendela lagi. Saat itu, ada gelombang kedua menghantam. Itu jauh lebih besar," tambahnya, dilansir dari The Thaiger.
Gelombang air pasang yang kedua masuk ke hotel. Mobil terdorong keluar sampai ke jalan.
"Kami dan orang-orang lain yang nginap di hotel langsung menuju bukit (ke tempat yang lebih tinggi) di sebelah hotel. Kami masih di atas bukit sekarang ini," Andersen melanjutkan.
Advertisement