Sukses

Kanker Tak Surutkan Kecepatan Lari Maraton Bocah 8 Tahun

Kecepatannya berlari mungkin tak serta-merta membawanya jauh dari kanker yang menderanya sejak balita.

Liputan6.com, Jakarta Kecepatannya ber-lari maraton mungkin tak serta-merta membawanya jauh dari kanker yang menderanya sejak balita. Akan tetapi kecepatannya berlari mampu membawa bocah pasien kanker ini menyelesaikan NCR Marathon di Baltimore hanya dalam tiga jam 32 menit.

"Dia melesat," ujar ayah sang bocah Scott Viands.

Scott yang pelari ultra maraton ikut mendampingi putranya--Nate--dalam ajang lari 26,2 mil itu. Namun, Scott mulai tertinggal dari Nate di mil ke-8. Sehingga pria ini harus selalu bertanya pada panitia apakah sudah melihat anaknya berlalu.

"Setiap kali memasuki area istirahat, aku bertanya, 'Kalian melihat anak kecil lewat sini?' dan mereka menjawab, 'Iya, dia 10 menit lebih dulu darimu.'," cerita Scott seperti dimuat dalam Runner's World. 

Nate yang kini berusia 8 tahun mulai mengalami gejala kanker seperti lingkaran hitam di bawah mata, mimisan, kelelahan, dan demam beberapa bulan sebelum genap 4 tahun. Dokter kemudian mendiagnosis Nate mengidap leukemia. Sembilan bulan berikutnya hidup Nate diisi dengan kemoterapi intensif yang membuat energinya menurun. Bahkan untuk menaiki anak tangga pun Nate kesulitan.

"Itu bukanlah sesuatu yang kau harapkan untuk kau dengar atau hadapi. Itu mengubah hidupmu selamanya," ujar Scott, melansir laman New York Post, Rabu (26/12/2018).

 

2 dari 2 halaman

Menjajal lari maraton

Perlahan pengobatan Nate mulai tak seintens dan sesering sebelumnya. Nate dinyatakan bebas dari kanker di bulan Juni 2018. Tapi kesehatan dan energinya mulai pulih sebelum itu. Dia menyalurkannya pada olahraga.

Nate mencoba banyak aktivitas seperti skateboarding dan bersepeda. Dia mulai mencoba lari di 2015. Kala itu, Nate baru berusia 5 tahun. Dia berniat bersepeda mengiringi ayahnya berlatih lari di taman dekat rumah. Sayangnya, sepeda Nate tertinggal, lupa dibawa serta. Maka Nate memutuskan untuk ikut berlari saja.

Di hari pertamanya berlari itu Nate menyusuri lintasan sejauh beberapa mil. Gerakannya sangat alami. Perlahan, Nate pun mulai beralih dari bersepeda ke lari.

Empat bulan setelah berlari bersama sang ayah untuk pertama kalinya itu Nate ikut maraton pertama. Kemudian, di usia 6, Nate ikut maraton dan berhasil mencapai finish dalam dua jam. Sejak saat itu, Nate pun terpacu untuk ikut berbagai lomba maraton dan membuktikan leukemia tak menyurutkan semangatnya.