Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan mental seperti depresi ternyata juga bisa menurun dalam keluarga. Seorang wanita lebih berisiko mengembangkan masalah tersebut apabila ayahnya pernah mengalami depresi pasca-kelahiran.
Dilansir dari New York Post pada Minggu (30/12/2018), sebuah studi menemukan bahwa seorang ayah juga bisa mengalami depresi pasca-kelahiran. Ini mempengaruhi paling tidak satu dari 20 ayah. Penelitian tersebut dilakukan oleh ilmuwan dari Cambridge University di lebih dari tiga ribu keluarga di Bristol, Inggris.
Baca Juga
Para peneliti sendiri menemukan adanya hubungan antara pria dengan depresi pasca-kelahiran yang menurun ke anak perempuan mereka. Mereka mengalami depresi pada usia 18 tahun.
Advertisement
Â
Pengaruh keluarga
Studi yang berjudul "Avon Longitudinal Study of Parents and Children" ini sudah berjalan sejak 1991 dan melihat 3.176 pasangan ayah dan anak.
"Tampaknya depresi pada ayah terkait dengan peningkatan stres di seluruh keluarga," kata penulis studi ini Paul Ramchandani dalam sebuah pernyataan. Namun, dia menambahkan, banyak anak yang tidak terpengaruh oleh depresi orang tua ini.
"Temuan ini menyoroti pentingnya memberikan bantuan yang tepat kepada ayah dan ibu, yang mungkin mengalami depresi," ujarnya.
Â
Advertisement
Aspek hubungan ayah dan anak
Risiko ini kecil namun signifikan. Selain itu, ini hanya berlaku untuk anak perempuan. Para peneliti mengatakan bahwa laki-laki tidak terpengaruh akan depresi yang dialami oleh ayahnya.
Studi yang dimuat di jurnal JAMA Psychiatry ini tidak menjelaskan mengapa anak perempuan lebih terpengaruh. Namun, kemungkinan hal tersebut terkait dengan aspek-aspek tertentu dalam hubungan ayah dan anak ketika perempuan melewati masa remaja.
Ramchandani juga mengatakan, temuan ini penting karena dianggap memiliki implikasi untuk layanan perinatal. Secara tradisional, depresi pasca melahirkan hanya dianggap sebagai masalah ibu saja.Â
Â
Simak juga video menarik berikut ini