Sukses

Mudahkan Evakuasi Korban Tsunami Selat Sunda, Dinkes Lampung Selatan Dirikan 18 Pos Kesehatan

Sejumlah 18 Pos Pelayanan Kesehatan (Posyankes) di Kabupaten Lampung Selatan telah dibentuk guna memudahkan evakuasi korban tsunami Selat Sunda dan koordinasi data di lapangan.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah 18 Pos Pelayanan Kesehatan (Posyankes) di Kabupaten Lampung Selatan telah dibentuk guna memudahkan evakuasi korban tsunami Selat Sunda dan koordinasi data di lapangan.

Pos kesehatan utama terletak di depan rumah dinas Bupati Kabupaten Lampung Selatan. Pos utama tersebut berfungsi sebagai pusat penerimaan dan pengolahan laporan dari penanggung jawab lapangan yang tersebar di desa/kabupaten/kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Lampung Selatan Dr Media Apriliana, MKM menjelaskan, "Untuk memberikan pelayanan ini, kami sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki agar merata, apakah dari medis/non paramedis atau bahkan mahasiswa yang dapat dilakukan secara statis ataupun mobile."

Melansir laman sehatnegeriku, 18 Posyankes dengan tim relawan medis untuk tangani korban tsunami Selat Sunda tersebar pada lokasi berikut:

1. Dermaga Bom;

2. Maja;

3. Puskesmas Bakauheni;

4. Totoharjo;

5. Cugung;

6. Kunjir;

7. Harjo Pancoran;

8. SMP 2 Rajabasa;

9. Puskesmas Rajabasa;

10. Sukaraja;

11. Way Uli;

12. Sukaraja;

13. Kecamatan Rajabasa;

14. RS Kabupaten Bob Bazar;

15. Puskesmas Sidomulyo;

16. Sebalang;

17. Tennis Indoor Kalianda

18. Pustu Canti

 

2 dari 2 halaman

Pos Statis dan Pos Mobile

Ada 4 pos Statis siap melayani korban selama 24 jam yaitu Posyankes Cugung, Kecamatan Rajabasa, Kunjir dan Tennis indoor Kalianda. Sedangkan Posyankes mobile beroperasi sampai dengan pukul 16.00 WIB dikarenakan posisi posko ini berdekatan dengan pesisir pantai, sehingga merupakan daerah rawan.

Saat ini, total tenaga relawan kesehatan terhitung dari tanggal 26-29 Desember 2018 berjumlah 502 personel yang terdiri dari 58 dokter umum; 5 dokter spesialis; 201 perawat; 18 bidan; 70 Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesling, Gizi dan Surveilans); 62 Tenaga Farmasi (apoteker dan asisten apoteker); 3 psikolog; 44 non medis; dan 41 mahasiswa kesehatan.

“Kami akan terus siaga pasca tsunami ini. Teman-teman relawan akan terus berupaya yang terbaik dalam melayani masyarakat di tengah kejadian tsunami ini,” jelas Dr. Media Apriliana.