Sukses

3 Tren Kesehatan Ini Diramalkan Hit di 2019

Para peneliti melakukan prediksi tren kesehatan yang mungkin naik di tahun baru 2019

Liputan6.com, Jakarta Sebuah survei menunjukkan adanya tren di bidang kesehatan yang akan kemungkinan akan naik daun di tahun baru 2019. Tiga teratas adalah exercise tracker, olahraga kelompok, serta high-intensity interval training (HIIT).

Mengutip dari Washington Post pada Selasa (1/1/2019), American College of Sports Medicine meminta lebih dari 2.038 profesional kebugaran yang bekerja untuk pusat kesehatan komersial, fasilitas medis, organisasi nirlaba, dan korporat, untuk memberikan peringkat pada 39 kemungkinan tren kebugaran di 2019.

Teknologi kebugaran diramalkan akan naik daun lagi. Padahal, pada 2018 hal semacam ini berada di peringkat ketiga. Namun, survei yang dipublikasi di edisi November-Desember dari ACSM's Health & Fitness Journal itu memberikan peringkat pertama pada tren tersebut.

"Produk yang bisa dikenakan, bahkan low-end, menjadi lebih akurat," kata Presiden ACSM 2018-2018 Walter R. Thompson.

"Ini membantu menjelaskan mengapa mereka kembali ke peringkat atas."

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 3 halaman

Olahraga berkelompok

Selain itu, peringkat kedua memperlihatkan bahwa olahraga berkelompok akan semakin marak di 2019. Hal ini dianggap para peneliti sebagai hasil yang baik.

"Beberapa psikolog di luar ssana mungkin mengatakan kaum milenial punya akses ke semua teknologi di dunia, namun mereka tetap ingin menjadi bagian dari sebuah komunitas," ujar Thompson menambahkan.

"Latihan berkelompok adalah masa depan," kata Managing Director dari Balance Gym di Amerika Serikat.

"Ini benar-benar memenuhi aspek komunitas, tetapi Anda juga memiliki instruktur yang memotivasi dan mendorong Anda lebih keras."

 

3 dari 3 halaman

HIIT

Di tempat ketiga, pelatihan interval intensitas tinggi atau HIIT diprediksi akan menjadi tren di 2019.

Jenis olahraga ini umumnya hanya berlangsung 30 menit atau kurang dan mencakup interval pendek dan intens yang bisa mendorong tingkat upaya tubuh hingga 90 sampai 95 persen dari denyut jantung maksimal.

"Saya pikir pada awalnya kita semua takut bahwa HIIT akan menyebabkan peningkatan cedera di masyarakat umum, tetapi itu belum terbukti benar," kata Thompson yang juga dekan dan profesor kinesiologi dan kesehatan di Georgia State University, Amerika Serikat. 

"Tidak ada risiko cedera lebih dari latihan lainnya," tambah Thompson.

Maier mengatakan, HIIT merupakan olahraga yang cocok untuk dilakukan dalam sebuah kelompok. Ini karena terkadang sulit untuk memotivasi diri sendiri dengan tingkat tenaga yang tinggi.

"Tidak ada yang mau melakukan itu sendiri. Lebih realistis untuk melakukannya di kelas dan memiliki pelatih yang tahu apa yang mereka lakukan," kata Maier.