Liputan6.com, Jakarta Petugas Pusat Komando Nasional atau National Comand Center (NCC) 119 menerima ribuan panggilan setiap harinya. Di malam pergantian Tahun 2019 saja, tercatat ada 2.823 yang menghubungi layanan 119.
"Telepon masuk per setengah jam saja ada 33," kata Supervisor NCC 119, dr Indah Pratiwi kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F Moeloek pada Senin, 31 Desember 2018, malam.
Baca Juga
Â
Advertisement
NCC 119 merupakan terobosan baru yang dimiliki Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak 2016.
Layanan bebas biaya 119 ini diluncurkan untuk memudahkan masyarakat yang butuh bantuan, seperti mengecek ketersediaan Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang PICU/NICU, atau ambulans gawat darurat bila menemukan kegawatdaruratan di mana saja. Semuanya terpantau secara real time selama 24 jam.
Â
Lebih lanjut, layanan 119 bisa diakses secara luas dan cuma-cuma oleh masyarakat melalui ponsel maupun telepon rumah. Sayangnya, seperti yang diungkapkan dr Indah, tidak semua yang menghubungi 119 benar-benar membutuhkan pertolongan.
"Ada yang sekadar iseng. Kita menyebutnya prank call. Itu sering, dan hampir setiap hari pasti ada," ujar Indah.
Â
Mendengar cerita Indah, Menkes Nila mengatakan, tidak apa-apa karena itu artinya sudah banyak masyarakat yang mengetahui kehadiran layanan kegawatdaruratan 119 tersebut.
Setiap harinya ada 21 staf yang bertugas di NCC 119, yang terletak di lantai dasar Gedung Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Jalan Percetakan Negara, Salemba, Jakarta Pusat. Mereka bekerja bergantian dalam beberapa shift untuk melayani panggilan selama 24 jam.
Â
NCC 119 Terintegrasi dengan Layanan 112
Untuk wilayah DKI Jakarta, NCC 199 terintegrasi dengan Public Safety Center 112. PSC 112 melayani ketersediaan ambulans gawat darurat dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Karena itu Menkes, mengimbau, agar tak sungkan untuk menghubungi 119 bila membutuhkan bantuan.
"Dulu kan ribet, sekarang enggak perlu ribet. Di sini bisa dilihat ada NICU kosong di mana. Atau enggak usah lari ke RSCM atau Tarakan, kalau ada kondisi gawat. Hubungi ke sini dulu, biar dicarikan di mana yang kosong," ujar Menkes.
Advertisement