Sukses

Wawancarai Presiden Rusia, Remaja Buta ini Sebut Vladimir Putin Tampan

Remaja buta yang mendapat kesempatan jadi jurnalis ini sempat menyentuh wajah Vladimir Putin di akhir sesi wawancara

 Vladimir Putin dikenal sebagai sosok yang kuat tapi ternyata punya sisi lembut. Hal tersebut dia tunjukkan dalam sebuah sesi wawancara edisi Natal bersama seorang gadis 17 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Dikutip dari rt.com pada Rabu (2/1/2019), kurangnya pengalaman sebagai seorang jurnalis itu tidak menjadikan Regina Parpieva menyerah sebagai seorang wartawan. Dia berhasil mencapai mimpinya dengan mewawancarai Presiden Rusia itu.

Regina memiliki kondisi autoimun langka yang disebut neuromyelitis optica atau penyakit Devic. Kondisi ini menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan saraf optik. Walaupun begitu, dia diketahui ikut berpartisipasi sebagai perenang di tim paralimpik Rusia serta musikus dan pematung pemula.

Dengan bantuan media setempat, Regina juga menggapai mimpinya sebagai seorang jurnalis. Ketika diberikan kesempatan siapa yang ingin dia wawancara, remaja tersebut mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Vladimir Putin.

Keduanya terlibat dalam pembicaraan sederhana. Sesekali, Putin juga terlihat mengajukan pertanyaan pada gadis tersebut. Regina juga banyak bertanya tentang bagaimana hari-hari pertama Putin menjadi presiden, hingga preferensi musik dan hadiah tahun baru.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Meraba wajah Putin

Hal yang menarik terjadi saat keduanya akan mengakhiri sesi wawancara. Sebelum pulang, Regina meminta izin untuk menyentuh wajah Putin dan "melihatnya".

"Anda sangat tampan. Anda sangat hebat," kata Regina setelah meraba wajah sang pemimpin Rusia tersebut.

Ibu Regina, Gulnara mengatakan, kejadian itu tidak ada di naskah. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa sang putri sedikit gugup.

"Regina sangat senang bahwa keinginannya menjadi kenyataan dan sangat senang dengan bagaimana itu terjadi. Tentu saja dia agak demam panggung," kata Gulnara.

"Aku benar-benar menghargai bagaimana itu berjalan. Dia (Putin) menjawab pertanyaannya secara rinci dan semuanya berjalan sangat ramah."

Regina sendiri mulai buta permanen di usia delapan tahun. Dalam beberapa minggu, kesehatannya memburuk dengan cepat bahkan sempat duduk di kursi roda. Penyakit gadis keturunan Uzbekistan ini membuat sang ayah meninggalkan Gulnara dengan dua anak.

Regina mengatakan, dia memiliki keinginan untuk belajar jurnalisme di Moscow University. Dia juga ingin mewawancarai motivator dan penginjil Kristen Australia Nick Vujicic yang terkenal memiliki kehidupan luar biasa sekalipun tidak memiliki lengan dan kaki.