Sukses

Kadal Mati dalam Camilan Rasa Telur Asin Populer Singapura

Seekor kadal mati di dalam kemasan camilan telur asin paling populer di Singapura, IRVINS Salted Egg.

Liputan6.com, Thailand Perusahaan makanan yang berpusat di Singapura, IRVINS Salted Egg, menawarkan pengembalian uang untuk sejumlah camilan populernya kepada salah seorang pelanggan asal Bangkok, Thailand. Pelanggan tersebut menemukan seekor kadal mati, yang dilapisi telur asin dalam satu kemasan IRVINS Salted Egg Fish Skin.

Jane Holloway (38) yang tinggal di Bangkok mengunggah posting pada Facebook pribadinya, Sabtu, 29 Desember 2018. Isi postingan memaparkan perihal ibu dan saudara laki-lakinya telah memakan setengah kantong camilan telur asin populer asal Singapura. Lalu mereka menemukan reptil kadal yang mati, dilansir dari The Strait Times, Jumat, 4 Januari 2019.

Terkejut dengan temuan kadal mati, Jane mengatakan, hal itu sangat menjijikkan. Ia menulis, "Bagaimana ini bisa terjadi? Kadal ini mungkin digoreng dengan kulit salmon. Eeeewwww!"

Jane menceritakan, ia membeli produk IRVINS Salted Egg di Bangkok pada awal November 2018 dari supermarket internasional Villa Market di K Village, Distrik Khlong Toei.

Sang ibu, yang juga tinggal di Bangkok, langsung membuka kemasan camilan. Ia menikmati camilan bersama saudara lelakinya yang tinggal di Siem Riap. Mereka sedang mengunjungi rumah Jane selama liburan Natal dan Tahun Baru 2019.

Saat menemukan kadal, awalnya sang saudara mengira kadal yang mati adalah bayi ikan salmon. Jane, yang bekerja di Lembaga Keadilan Thailand mengatakan, ia telah membeli camilan rasa telur asin beberapa kali untuk keluarga dan rekan-rekannya. Ia seraya menambahkan, camilan IRVINS Salted Egg adalah salah satu camilan favoritnya.

Pada Rabu, 2 Januari 2019, pendiri IRVINS Salted Egg Singapura, Irvin Gunawan mengatakan, pihaknya terkejut mendengar tentang insiden kadal mati.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Permintaan maaf

Pihak IRVINS menyampaikan permintaan maaf atas kejadian temuan kadal mati.

"Kami benar-benar ingin meminta maaf dengan tulus kepada pelanggan dan semua orang yang terkena dampak insiden ini secara langsung atau tidak langsung. Kami bertanggung jawab penuh atas barang yang kami jual dan segala isinya," tambah Irvin.

Ia menambahkan, kontrol kualitas adalah salah satu aspek terpenting dari perusahaan. Kasus ini telah dilaporkan ke Agri-Food and Veterinary Authority (AVA) dan perusahaan akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan.

"Kami berjanji untuk melakukan perubahan yang diperlukan dalam produksi IRVINS untuk memastikan, hal tersebut tidak akan terjadi lagi," tambah Irvin.

Ia mencatat, perusahaan juga akan menyelidiki masalah lebih lanjut karena tidak punya penjelasan lengkap tentang bagaimana kadal mati berakhir di camilan.

3 dari 3 halaman

Tidak ada yang sakit

Seorang juru bicara AVA mengatakan, dirinya menerima umpan balik tentang insiden tersebut dan sedang menyelidiki. Dalam tanggapan surat elektronik kepada saudara laki-laki Jane, Irvin menawarkan pengembalian uang untuk camilan dan biaya tagihan medis yang timbul dari insiden tersebut.

Sementara itu, tidak ada anggota keluarga Jane yang jatuh sakit karena makan camilan tersebut. Namun, Jane dan keluarga trauma.

"Ibu bilang, dia ingin muntah setiap kali memikirkannya (kadal mati)," tambah Jane.