Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan tidak menemukan adanya pengaruh faktor kesehatan (penyakit) dan gaya hidup terhadap ukuran penis. Artinya, ukuran penis, baik kecil dan besar tidak terkait pola hidup, seperti merokok.
Baca Juga
Advertisement
Berbagai faktor kesehatan dan gaya hidup, misal diabetes dan punya riwayat prostatektomi radikal (operasi pengangkatan kelenjar prostat) diteliti ilmuwan dari Tulane University School of Medicine di New Orleans, Los Angeles, University of California di Irvine in Orange, dan Mahidol University, Bangkok, Thailand.
"Dalam penelitian kami, faktor merokok, diabetes mellitus maupun prostatektomi radikal tidak memengaruhi ukuran penis. Faktor-faktor tersebut juga tidak dapat secara signifikan memprediksi panjang-kecil penis," kata ilmuwan Faysal Yafi, dikutip dari Medical News Today, Senin, 7 Januari 2019.
Satu-satunya ukuran penis cenderung dipengaruhi usia. Perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia menentukan ukuran penis.
Saksikan video menarik berikut ini:
Penurunan elastisitas jaringan
Yafi melanjutkan, semakin pria bertambah usia, perubahan fisiologis tubuh terjadi. Hal ini berhubungan dengan penuaan, yang memengaruhi seluruh tubuh, termasuk ukuran penis.
"Ketika pria semakin tua," tambah Yafi. "Perubahan fisiologis yang terkait dengan penuaan terjadi. Contohnya meningkatnya peradangan dan fibrosis--penurunan elastisitas jaringan dan kadar otot lunak."
Kondisi tersebut juga menimbulkan gangguan aliran darah ke penis, yang berpotensi menyebabkan gangguan pembesaran penis.
Penelitian soal ukuran penis dipublikasikan di jurnal International Journal of Impotence Research pada Agustus 2018. Penelitian ini menganalisis data dari 274 peserta yang punya riwayat disfungsi ereksi. Berbagai ukuran penis pria diukur dalam keadaan biasa serta saat ereksi.
Advertisement