Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Cerita Pria yang Terangsang dengan Kentut

Fetish terhadap kentut ini disebut dengan eproctophilia. Normalkah?

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak hal di dunia ini yang bisa membuat seseorang terangsang secara seksual. Namun, pernahkah Anda mendengar orang yang terangsang karena kentut?

Dikutip dari The Sun pada Selasa (15/1/2019), seorang pria 22 tahun dari Amerika Serikat mengatakan bahwa dia merasa bahwa fantasi seks anehnya dimulai ketika berusia enam dirinya.

"Saya ingat tidak diizinkan untuk menggunakan kata 'kentut' ketika masih kecil, sehingga mungkin membuatnya terasa lebih tabu atau terlarang bagi saya," ujar pria itu.

Dia mengatakan bahwa dirinya tertarik secara seksual pada wanita yang kentut. Bahkan itu sudah cukup membuatnya terangsang dibandingkan dengan menonton film porno di internet.

"Mereka tidak mengandung seks atau ketelanjangan. Sebagian besar yang saya tonton adalah video solo di mana model itu sendirian, baik berpakaian lengkap atau yang lebih sugestif seperti pakaian dalam."

Pakar mengatakan, fetish kentut ini akan terjadi ketika seseorang terpapar kentut.

"Setiap pengalaman yang memperburuk reaksi ini bisa menimbulkan kentut sebagai preferensi seksual," kata terapis seks Sarah Berry pada Vice.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Eproctophilia

Fetish semacam ini dijuluki psikolog dengan eproctophilia. Profesor Mark Griffiths dari Nottingham Trent University di Inggris menuliskan hal ini di jurnal Archives of Sexual Behaviour.

"Eproctophilia dikatakan menghabiskan jumlah waktu yang tidak normal untuk berpikir tentang kentut dan perut kembung serta memiliki dorongan seksual yang intens dan fantasi yang melibatkan kentut dan perut kembung," ujarnya seperti dikutip dari Huffington Post.

Salah seorang pria 53 tahun dari Australia mengatakan bahwa dia memiliki kekaguman terhadap kentut di tempat umum ketika masih kecil. Ini karena mereka terlihat tanpa halangan, percaya diri, dan sedikit subversif.

"Suatu hari ketika saya merasa sedikit letih dan ingin kejutan, saya membiarkan diri melakukannya agak keras di depan pria lain di ruang ganti gimnasium universitas," ungkapnya.

Ketika berusia 40 tahun, dia mewujudkan fantasinya di kehidupan nyata setelah bertemu pasangan dengan preferensi yang sama.

"Kami menghabiskkan 24 jam bersama di mana kami kentut di depan satu sama lain di berbagai lokasi seperti restoran, di tangan satu sama lain, dan akhirnya di wajah masing-masing."