Sukses

Lebih dari Setengah Jenis Kopi di Dunia Terancam Punah

Kopi paling terkenal seperti arabica dan robusta termasuk dalam daftar terancam punah.

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari setengah kopi di dunia terancam punah. Perubahan iklim, penggundulan hutan, penyakit dan kekeringan jadi tiga faktor penyebabnya. 

Para peneliti menganalisis 124 spesies kopi, hasilnya 75 diantaranya menghadapi ancaman kepunahan. Ada 13 spesies tanaman kopi dianggap sangat terancam, 40 terancam, dan 22 diklasifikasikan sebagai rentan punah.

"Secara keseluruhan, fakta bahwa risiko kepunahan di semua spesies kopi sangat tinggi, hampir 60 persen, itu jauh di atas angka risiko," kata penulis utama Aaron Davis pada AFP seperti dilansir dari New York Post pada Jumat (18/1/2019).

Temuan yang dipublikasikan di Science Advances and Global Change Biology ini mengungkapkan, lebih dari dua miliar cangkir kopi saat ini dikonsumsi di seluruh dunia, yang paling banyak dikonsumsi adalah arabica dan robusta. Sayangnya, keduanya termasuk di daftar yang terancam punah.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Tidak akan terjadi di waktu dekat

Para peneliti menyatakan, melindungi dan melestarikan spesies yang tidak dikonsumsi sama pentingnya. Ini dikarenakan hal tersebut memberikan stabilitas dan keanekaragaman, serta sebagai penangkal genetik terhadap penyakit tanaman tertentu.

"Beberapa spesies kopi dianggap belum terlihat di alam liar selama lebih dari 100 tahun dan ada kemungkinan beberapa sudah punah," tulis peneliti lain Eimear Nic Lughadha.

Arabica, yang tumbuh secara alami di Ethiopia dan Sudan Selatan menyumbang 60 persen dari industri miliaran dolar secara global. Sementara itu, robusta menyumbang 40 persen.

Sekalipun ini tidak akan berlangsung dalam waktu dekat, namun para peneliti meminta agar masyarakat melestarikannya mulai dari sekarang.

"Sebagai peminum kopi, Anda tidak perlu khawatir untuk waktu dekat ini," kata Davis.

"Apa yang kami maksud adalah jika dalam jangka panjang kita tidak bertindak untuk melestarikan sumber daya utama ini, kita tidak memiliki masa depan yang cerah untuk perkebunan kopi," tambahnya.