Liputan6.com, Jakarta Berlari merupakan olahraga yang mudah dan bisa dilakukan d imana pun. Selain untuk kesehatan, lari ternyata juga memiliki manfaat baik untuk kesehatan mental, terutama untuk mengatasi kecemasan dan depresi.
"Ada beberapa aspek berbeda dalam fungsi otak secara psikologis yang bisa membantu," ujar ilmuwan saraf Ben Martynoga seperti dikutip dari Evening Standard pada Senin (21/1/2019).
Baca Juga
"Para peneliti senang akan gagasan ini, bahwa mungkin kita telah berevolusi untuk berlari," tambahnya.
Advertisement
Dia mengatakan, dalam sejarah, berlari adalah hal yang sangat penting untuk bertahan hidup. Misalnya melarikan diri dari pemangsa serta menemukan makanan.
"Mungkin itu sebabnya dia mengaktifkan beberapa jalur penghargaan," ungkap Martynoga.
Selain itu, ada banyak bukti bahwa olahraga lari dan aerobik sebagai cara paling efektif untuk mengatasi stres. Para ilmuwan sendiri mulai belajar lebih banyak tentang bagaimana hal ini terjadi.
Misalnya salah satu studi di Karolinska Institutet di Swedia yang berfokus pada bahan kimia bernama kynurenine yang terbuat dalam tubuh.
"Tampaknya ini menumpuk di otak sebagai respons terhadap stres dan sudah cukup jelas dikaitkan dengan depresi dan kesehatan mental yang lebih buruk," jelasnya.Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Seperti ganja
Martynoga mengatakan, ada bukti saat ini ketika Anda lari atau aktif, akan ada enzim yang diaktifkan di otot dan memecah kynurenine dan membersihkannya dari aliran darah.
"Jadi kita melihat ini sebagai hubungan yang sangat jelas antara apa yang terjadi di otot dan otak Anda."
Selain itu, ada juga penelitian yang menurut Martynoga, mengharuskan Anda untuk rajin berlari. Seperti terkait dengan produksi endocannabinoid (sekelompok neurotransmitter, bahan kimia yang membawa sinyal di antara sel-sel otak yang mempengaruhi suasana hati, nafsu makan, rasa sakit, dan ingatan) dan endorfin yang diproduksi secara alami di otak saat berlari.
"Ganja mengikat target yang sama di otak dengan endocannabinoid dan memiliki efek yang agak mirip pada keadaan pikiran," ujarnya.
"Demikian pula Endorfin yang mirip opiat buatan sendiri, seperti morfin, dapat memberikan rasa penghargaan yang nyata dan dapat mengurangi pengalaman rasa sakit misalnya," kata Martynoga menambahkan.
Advertisement