Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

9 Mitos Seputar Berhubungan Seks saat Hamil

Beberapa mitos mengatakan bahwa berhubungan seks saat hamil ternyata buruk. Apa saja mitos seks tersebut?

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak mitos seks di sekitar kita. Salah satunya tentang berhubungan seks saat hamil.

Walaupun begitu, beberapa penelitian membuktikan bahwa mitos seks tersebut salah. Dikutip dari INSIDER pada Senin (21/1/2019), berikut ini 9 mitos yang salah seputar seks saat hamil beserta penjelasan ilmiahnya.

1. Penetrasi membahayakan janin

Bayi tidak akan terpengaruh oleh penetrasi yang dilakukan penis. Di sebagian besar kasus kehamilan, penis tidak akan menyakiti bayi dan tidak akan berkontak dengannya saat melakukan penetrasi seksual. Menurut yayasan nirlaba ibu dan anak, March of Dimes, bayi dilindungi oleh kantung ketuban dan cairannya, serta dinding rahim.

2. Keinginan seks orang yang hamil menghilang

Kenyataannya, beberapa orang mengalami dorongan seks yang lebih tinggi saat sedang hamil. Profesor kebidanan dan kandungan Lauren Streicher dari Northwestern University mengatakan, banyak wanita yang mengalami lonjakan hormon selama trimester kedua. Ini bisa menyebabkan peningkatan gairan seks.

3. Bercak yang muncul perlu dikhawatirkan

Menurut Healthline, beberapa bercak yang muncl setelah berhubungan seks saat hamil relatif normal karena serviks masih sangat sensitif. Namun, apabila ada pendarahan lebih, ini yang harus dikhawatirkan. Apabila Anda ragu-ragu, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Orgasme bikin keguguran?

4. Seks selama kehamilan bisa menyebabkan persalinan

Seks tidak menginduksi persalinan. Hal ini diungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan di University of Malaya, Malaysia.

"Kami sedikit kecewa karena tidak menemukan hubungan," kata profesor kebidanan dan ginekologi Dr. Tan Peng Chiong kepada NBC News.

"Pasti menyenangkan bagi pasangan untnuk memiliki sesuati yang aman, efektif, dan bahkan mungkin menyenangkan bahwa mereka bisa menggunakan diri mereka sendiri untuk membantu persalinan sedikit lebih awal jika mereka menginginkannya," tambahnya.

5. Kontraksi akibat orgasme bisa sebabkan keguguran

Ada sebaiknya Anda tetap mengkonsultasikan ini kepada dokter. Namun menurut Parents, kontraksi yang dialami selama orgasme dan kontraksi saat melahirkan adalah tipe yang berbeda sama sekali.

Namun, apabila Anda memiliki riwayat keguguran atau kelahiran prematur, serviks Anda tidak melebar, atau mengalami pendarahan hingga keputihan vagina yang tidak diketahui, bicarakan dengan dokter.

6. Orang hamil tidak boleh menggunakan vibrator

Menurut FitPregnancy, mainan seks seperti vibrator aman untuk digunakan selama kehamilan. Selama mereka tetap bersih dan bebas kuman. Ini tentu saja juga berlaku saat seseorang tidak hamil.

 

3 dari 3 halaman

Bayi tidak akan tahu

7. Seks oral tidak mungkin dilakukan

Bukan berarti seseorang tidak bisa melakukan seks oral saat pasangannya mengalami kehamilan. Bahkan, ini bisa menjadi alternatif yang lebih nyaman daripada penetrasi. Tergantung jangka waktu kehamilan.

Namun, American Pregnancy Association meminta agar pasangan tidak meniupkan udara ke dalam vagina saat oral. Gelembung yang muncul bisa menyebabkan perbedaan tekanan yang bisa menghancurkan pembuluh darah di sekitar permukaan.

8. Bayi bisa tahu

Bayi tidak akan tahu jika Anda berhubungan seks dengan pasangan saat hamil. Ini juga tidak akan membuat buah hati di dalam perut mengalami trauma. Selain itu, dia juga tidak akan mengingatnya.

9. Semua posisi aman dilakukan saat kehamilan

Tidak semua posisi seks aman dilakukan saat hamil. Misalnya misionaris. Posisi semacam ini bukan pilihan terbaik di 20 minggu kehamilan.

Menurut Healthline, ketika seorang wanita hamil berbaring telentang untuk waktu yang lama, berat rahim bisa menekan aliran darah yang diperlukan ke seluruh tubuh dan untuk bayinya.