Sukses

Rutin Makan Gorengan Tingkatkan Risiko Kematian Dini pada Wanita

Sebuah penelitian menunjukkan adanya bahaya dari rajin mengonsumsi gorengan setiap hari, terutama bagi perempuan di atas 50 tahun

Liputan6.com, Jakarta Hati-hati bagi para pecinta makanan yang digoreng. Sebuah penelitian yang dipublikasi di jurnal The BMJ mengungkapkan bahaya gorengan, khususnya bagi wanita di usia 50 yang mengonsumsinya secara rutin.

Mengutip Delish pada Selasa (29/1/2019), para ilmuwan meneliti efek makan gorengan setiap hari pada kesehatan wanita pasca-menopause di Amerika Serikat. Mereka menemukan adanya risiko kematian dini akibat mengonsumsi ayam goreng serta makanan yang digoreng lainnya.

"Kami tahu konsumsi gorengan adalah sesuatu yang sangat umum di Amerika Serikat dan juga di seluruh dunia," kata penulis utama studi Wei Bao pada CNN.

"Sayangnya kita hanya tahu sedikit tentang efek kesehatan jangka panjang dari konsumsi gorengan."

Bao dan rekan-rekannya melihat perkembangan 106.966 wanita berusia 50 hingga 79 tahun di negeri Paman Sam selama 18 tahun. Penelitian ini dimulai di tahun 1993, ketika subjek pertama kali mendaftar dan mengisi kuesioner tentang kebiasaan mengonsumsi gorengan mereka. Hingga penelitian diterbitkan, 31.588 wanita telah meninggal. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Konsumsi ayam dan ikan goreng

Mengutip Medical News Today, dari seluruh kematian itu, 9.320 disebabkan oleh masalah jantung, 8.358 akibat kanker, dan 13.880 berhubungan dengan penyebab lainnya.

Setelah memperhitungkan faktor seperti gaya hidup, kualitas makanan, pendapatan, dan tingkat pendidikan, para peneliti menemukan bahwa peserta yang melaporkan setidaknya mengonsumsi satu porsi gorengan per hari, memiliki risiko kematian 8 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak makan gorengan.

Para peneliti menemukan, secara spesifik mengonsumsi ayam goreng berlebihan menyebabkan peningkatan 12 persen kematian terkait penyakit jantung. Sementara, ikan goreng menjadi penyebab meningkatnya risiko kematian hingga 13 persen.

"Meskipun ada peningkatan risiko makan gorengan dalam hal kematian, risiko lebih rendah dengan frekuensi konsumsi yang rendah," kata Bao.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa mengontrol porsi dan membatasi gorengan adalah cara untuk mengurangi kematian terkait jantung.