Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dr Adi Laksono, melaporkan, 12 nyawa melayang karena demam berdarah dengue (DBD).
Selain itu, jumlah orang yang menderita DBD di Kabupaten Kediri terus bertambah. Yang berdampak pada meningkatnya jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit belakangan ini.
Baca Juga
"Sehingga hampir penuh seluruh rumah sakit di Kediri," kata Adi kepada sejumlah awak media pada Senin, 28 Januari 2019.
Advertisement
Menurut Adi, rumah sakit tak hanya menampung pasien dari berbagai jenis demam berdarah dengue. Ada yang kena demam berdarah klasik, dengue hemorrhagic fever, dan dengue shock syndrome (DSS)
"Dan yang paling dianggap berbahaya dan mematikan ada DSS," kata Adi.
Dari 12 orang yang dinyatakan meninggal dunia, lanjut Adi, beberapa di antaranya didiagn
osis dengue shock syndrome. Padahal, DBDÂ jenis DSS ini masih bisa ditangani sampai pasien sembuh asalkan harus cepat ditangani.
"Ada pasien DSS yang bahkan dikirim ke RS Malang dalam keadaan koma, Alhamdulillah sembuh," ujarnya.
Â
Diimbau Tak Panik Hadapi DBD
Adi lalu mengimbau masyarakat supaya tidak panik dalam menyikapi permasalahan DBD yang sedang terjadi. Dia berharap masyarakat tetap fokus untuk melakukan PSN terutama di lingkungan sekitarnya.
Meskipun tren penyakit demam berdarah dengue lagi naik di berbagai daerah, Adi menilai bahwa peristiwa yang tengah terjadi sekarang ini belum bisa dinyatakan kejadian luar biasa (KLB). Sebab, dibandingkan dengan kasus DBD tahun lalu, jumlah penderita saat cenderung turun.
"KLB itu kalau kita lihat secara keseluruhan, dibanding tahun lalu, kita masih di bawahnya tahun lalu. Tetapi kalau bulan Januari kita memang lebih tinggi dibanding tahun lalu," katanya.
Dari 12 pasien demam berdarah yang meninggal, paling dominan berusia dibawah 15 tahun berstatus balita dan pelajar. Total jumlah warga Kabupaten Kediri yang terkena penyakit demam berdarah lebih dari 200 penderita.
Laporan : Dian Kurniawan
Advertisement