Liputan6.com, Jakarta Perilaku manusia yang tidak acuh terhadap lingkungan menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus demam berdarah dengue (DBD). Hal ini membuat lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
Mengutip laman Sehat Negeriku pada Rabu (30/1/2019), Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Oscar Primadi mengatakan, dalam menyikapi maraknya demam berdarah dengue harus dilakukan perubahan upaya perilaku. Oscar mengatakan, persoalan DBD bukan hanya bersumber dari nyamuk tapi dari masyarakat yang menyebabkan perindukan nyamuk meningkat.
Baca Juga
Oscar menyebutkan beberapa perilaku tersebut seperti membiarkan pakaian bekas pakai digantung, tidak menguras bak, serta membiarkan genangan air di sekitar tempat tinggal. Selain itu, saat ini musim hujan telah tiba sehingga potensi penyebaran DBD menjadi lebih tinggi.
Advertisement
"Musim penghujan inilah yang kalau kita tidak peduli dengan lingkungan, tidak mau menguras bak mandi, apalagi ban-ban bekas dibiarkan di dekat pemukiman, botol-botol bekas, kaleng-kaleng bekas, dan plastik-plastik bekas minuman kemasan dapat meningkatkan jumlah penyebaran DBD," ujar Oscar di gedung Kemenkes pada Selasa (29/1/2019).
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Indonesia wilayah endemis
Selain itu, Oscar juga mengatakan bahwa Indonesia adalah wilayah endemis. Sehingga, tidak hanya pemerintah yang berperan untuk menangani masalah ini, tetapi juga setiap individu di lingkungannya masing-masing.
"Kalau sudah sampai pada tahapan KLB, tahapan di mana terjadi banyaknya kasus DBD, itu bukan persoalan mudah karena banyak upaya yang harus dilakukan mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan pasien, hingga sosialisasi pencegahan DBD," tambahnya.
“Apa pun bisa dilakukan masyarakat untuk membunuh nyamuk untuk mematikan lingkungannya, untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD, menguras, mengubur, kemudian menanam atau mengoleskan serai. Itu langkah yang bagus untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk,” tambah Oscar.
Advertisement