Liputan6.com, Jakarta Ada jam-jam nyamuk aedes aegypti, si pembawa virus demam berdarah dengue (DBD)Â menggigit anak usia sekolah. Tak ayal, anak usia sekolah, terutama di Jakarta, lebih banyak terjangkit DBD.
Baca Juga
Advertisement
Rentang waktu nyamuk DBD beraksi antara pukul 10.00 sampai 15.00, menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti. Pada jam-jam itu seorang anak lebih banyak berada di sekolah.
"Kalau ada anak usia sekolah 7-12 tahun terjangkit DBDÂ patut diiduga dia digigit nyamuk di sekolah," ungkap Widyastuti saat ditemui di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ditulis Rabu, 30 Januari 2019.
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, rentang usia anak SD yang rentan terjangkit DBD pada usia 7-12 tahun. Namun, pada tahun 2019 terdapat pergeseran usia.
"Anak usia sekolah 14-15 tahun juga lebih banyak yang terjangkit DBD. Tapi tetap kok usia 7-12 tahun ya tetap tinggi kasus DBD," tambah Widyastuti.
Dalam hal ini, usia anak sekolah dari SD sampai SMP termasuk rentang usia anak sekolah di Jakarta yang berisiko terjangkit DBD.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Lokasi favorit nyamuk di sekolah
Dokter Ellen Theodora dari KlikDokter mengungkapkan lebih jelas, penyebab anak usia sekolah mudah terjangkit DBD.
Ada penelitian, jadwal sekolah yang begitu padat dari pagi hingga sore hari serta lokasi kaki anak yang ada di bawah gelapnya meja merupakan kesempatan bagi nyamuk ini bergerak bebas.
"Anak-anak yang terjangkit DBD pun tengah berada di jam sekolah," tulis Ellen, dikutip dari KlikDokter.
Untuk mewaspadai DBD di sekolah, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sudah mengeluarkan surat edaran ke seluruh sekolah.
Tiap sekolah diimbau melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Cara PSN meliputi menguras bak mandi, kolam yang tergenang dan tidak ada sirkulasi airnya. Kaleng-kaleng di taman yang terbuka dan ada genangan juga dibersihkan.
Advertisement