Sukses

Kemenkes: Walau Kanker Meningkat, Pelayanan Kesehatan di Indonesia Juga Makin Baik

Dengan adanya JKN dan PBI, Kemenkes menyatakan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia semakin meningkat walaupun angka kanker di Indonesia makin meningkat

Liputan6.com, Jakarta Sekalipun angka kanker di Indonesia meningkat, namun ini juga berbanding lurus dengan pelayanan kesehatan yang meningkat. Sisi lain ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono, M.Kes. dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Namun, pelayanan kesehatan saat ini juga semakin baik.

"Kita tidak bisa melihat satu sisi soal peningkatan jumlah, tapi aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat," kata Anung di gedung Kemenkes, Jakarta, seperti dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Senin (3/2/2019).

"Dulu orang banyak yang susah berobat karena masalah pembiayaan. Tapi tahun 2014 ada JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan PBI (Penerima Bantuan Iuran) makin banyak, sehingga semua orang relatif punya akses," kata Anung pada Kamis (31/1/2019).

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Pencegahan pada masyarakat

Anung mengatakan, Hari Kanker Sedunia kali ini ditekankan kepada masyarakat, dengan melakukan pencegahan dengan cek kesehatan dan perilaku hidup sehat.

Kemenkes berharap tumbuhnya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri bagi masyarakat. Terutama, dalam upaya pencegahan dan menemukan sejak dini terkait faktor risiko yang mungkin menimbulkan kanker.

"Jangan merokok, lakukan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), dan diet yang seimbang. Ini adalah bagian dari upaya pencegahan umum," imbuh Anung.

Selain itu, Kemenkes juga telah melakukan berbagai upaya terkait deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30 hingga 50 tahun, dengan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim. Terutama, karena dua jenis kanker ini merupakan yang terbanyak di Indonesia.

“Selain upaya diatas, Kementerian Kesehatan juga mengembangkan program penemuan dini kanker pada anak, pelayanan paliatif kanker, deteksi dini faktor risiko kanker paru, dan sistem registrasi kanker nasional,” kata Anung menambahkan.