Liputan6.com, Jakarta Dari laporan yang diterima Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Minggu, 3 Februari 2019 sore, demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di seluruh provinsi di Indonesia menelan banyak korban usia anak.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono, mengatakan bahwa hampir 90 persen korban DBD anak terjadi pada usia di bawah 15.Â
Baca Juga
"Kita membagi di atas 15 tahun dan di bawah 15 tahun. Sampai dengan kemarin (Minggu) hampir 90 persen terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Komposisi terbanyak anak usia 5 sampai 9," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan pada Senin, 4 Februari 2019.
Advertisement
Pada kesempatan itu, Anung membagikan tips untuk para orangtua guna mencegah terjadinya DBD di lingkungan sekitar. Menurut Anung, perilaku hidup bersih dan sehat tetap yang paling utama. Selain tentu saja, memastikan ada tidak ada jentik nyamuk di lingkungan rumah.
"Harus menghindari gigitan nyamuk dengan berbagai upaya, tidur dengan kelambu adalah salah satu upayanya. Kemudian, mengusir nyamuk dengan tanaman tradisional. Paling penting adalah tetap menjaga anak," kata Anung.
Â
Waspadai perubahan jentik menjadi nyamuk di Senin
Anung juga mengingatkan agar orangtua memastikan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan sekolah bebas jentik nyamuk. Serta pada hari Senin menghindari tempat-tempat yang tidak digunakan pada Sabtu dan Minggu.Â
Berhubung tidak ada aktivitas, banyak genangan air di tempat-tempat tersebut yang bisa menjadi tempat hidup jentik-jentik nyamuk. Ketika Sabtu-Minggu masih berupa jentik, di Senin sudah berubah menjadi nyamuk dewasa.Â
"Itu harus hati-hati. Karena pada dasarnya di situ seringkali nyamuk bisa kita temukan dalam jumlah banyak," ujarnya.
"Termasuk jentik-jentiknya yang sudah cukup banyak, yang bisa berubah dewasa," kata Anung menekankan.Â
Â
Advertisement