Liputan6.com, Jakarta Penyakit kanker di Indonesia sudah membebani pembiayaan negara. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek, mengatakan, BPJS Kesehatan sudah menanggung Rp2,7 triliun untuk biaya pengobatan kanker.
"Sekali lagi, ayo kita sama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk berperilaku (hidup) sehat. Kalau kita lihat, 43 persen kanker dapat dicegah," kata Menkes di Hari Kanker Dunia di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan pada Senin, 4 Februari 2019.
Baca Juga
Memang agak sulit akan mencegah kanker jenis yang mana, karena variasi kanker yang begitu banyak. Dan setiap sel di dalam organ manusia bisa berubah jadi kanker. Namun, tak ada salahnya jika kita sadar untuk melakukan pencegahan.
Advertisement
Misalnya saja kanker serviks dan kanker payudara yang paling banyak diidap kaum hawa. Kedua jenis kanker ini bisa dicegah dengan melakukan pap smear atau SaDARI.
"Saya perlu ingatkan bahwa bukan seumur hidup satu kali kita melakukan (pap smear), tapi memang kita harus melakukan tes itu lagi karena ini adalah skrining," ujarnya.
Â
Cegah Kanker Payudara
Untuk mencegah kanker payudara, Menkes mengatakan memang paling baik apabila kita melakukan mamografi. Menkes pun menyatakan terima kasih atas dukungan Linda Gumelar yang menyediakan mobil pemeriksaan mamografi.
"Saya terima kasih kepada Ibu Linda Gumelar yang punya mobil mamografi. Tapi kan tidak bisa seluruh Indinesia kita berikan mamografi," kata Menkes.
Oleh sebab itu langkah lain yang bisa dilakukan adalah SaDARI dengan mengetahui adanya benjolan.
Â
Advertisement
Kanker paru pada Pria
Pun pada pria, selain kanker prostat, kanker paru masih menghantui. Risiko terjadinya kanker ini bisa dicegah dengan tidak merokok. "Harus menghindari dan tidak merokok untuk mencegah kanker paru yang menjadi nomor satu pada pria," kata Menkes.
Kanker, lanjut Menkes, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, meningkat dari 1,4 per 1.000 penduduk menjadi 1,8. Dengan kata lain tidak ada yang berubah.
"Meskipun tidak spesifik pada kanker seviks, tetapi kanker ini semakin meningkat. Dan cost semakin mahal karena bedah radioterapi kemoterapi semua cost-nya tinggi," ujarnya