Liputan6.com, Jakarta Sepuluh tahun menjadi Ibu Negara rupanya bukan perkara bagi Ani Yudhoyono. Menyandang gelar first lady menuntut wanita 66 tahun ini harus selalu tampil sempurna, tampak bugar, dan juga sehat.
Konsekuensi seolah-olah dia manusia baja yang tak pernah sakit harus Ani terima. Karena dia begitu sadar bahwa menjadi istri seorang pemimpin negara berarti harus menjadi figur yang bisa tampil mewakili Indonesia di kancah dunia.
"...Ketika masyarakat luar menatap saya, mereka sedang menatap Indonesia. Sungguh tidak mudah menyandang gelar first lady, di mana tuntutan kesempurnaan diarahkan," begitu kata Ani Yudhoyono sebagaimana dikutip dari buku karya Alberthiene Endah berjudul 10 Tahun Perjalanan Hati pada Sabtu, 16 Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Sebesar apa pun usahanya untuk tampil sempurna, Ani Yudhoyono adalah manusia biasa yang bisa juga sakit. Tak main-main, selama mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), wanita yang diketahui mengidap kanker darah ini empat kali harus diopname.
Pengakuan Ani ini ada di dalam buku tersebut. Tertera pada bagian Masuk Rumah Sakit, setelah dia bercerita soal masuk angin yang menjadi langganannya.
Pada kalimat pembuka, Ani mengaku bahwa sebelum menjadi Ibu Negara, dia tak pernah diopname. Bila tiba-tiba sakit, dia lebih banyak berobat jalan.
Tidak demikian saat Ani Yudhoyono bergelar First Lady. Opname pun harus dia lalui.
"Saya sempat diopname. Dua di antaranya cukup parah karena harus menjalani operasi," kata Ani.
Â
Bulan-Bulan Pertama Ani Yudhoyono Menjadi Ibu Negara
Rasa lelah yang teramat menguras tenaga langsung Ani rasakan di bukan-bulan pertama menjalankan tugas sebagai Ibu Negara. Sulit, katanya. Terlebih urusan fisik, bukan main capainya dan yang paling terasa adalah rasa letih.
Jadwal padat begitu menguras energi. Apalagi saat itu, terjadi gelombang bencana alam yang terjadi di Nias, Alor, Nabire, dan Aceh yang ikut menguji kekuatan fisiknya di awal tugas SBY sebagai Presiden.
"Saat menjenguk korban bencana alam di Alor dan Nabire, saya naik kapal laut. Anginnya luar biasa menghajar tubuh. Semula saya pikir, pastilah saya tidak akan kepayahan menjalaninya. Pasti bisa kuat. Kenyataannya, saya tumbang juga," katanya.
Â
Advertisement
Pertama Kali Ani Yudhoyono Masuk Rumah Sakit
Ani ingat pertama kali masuk rumah sakit setelah menjadi Ibu Negara adalah Janari 2005. Saat tu dia mengalami masuk angit yang teramat parah, yang bikin sekujur ttubuhnya terasa tak enak dan mengalami diare parah.
Perutnya terasa kembung, kepala pusing hebat, dan yang paling menyiksa, kata Ani, adalah rasa lemak yang tak kunjung berakhir.
Gara-gara kondisi tersebut, ibu dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) ini tak dapat menghadiri sejumlah acara lantaran badan yang terkulai lemas dan pusing yang begitu menyiksa kepala. Ani pun harus dirawat selama tiga hari di RS Gatot Subroto.
"Setelah segar, saya segera mewanti-wanti diri sendiri. Saya harus bisa menjaga stamina dan kesehatan. Jangan sampai tumbang lagi. Kasihan SBY yang terganggu konsentrasinya," ujarnya.
Â
Kondisi Ani Sempat Membaik
Sejak opname yang pertama itu, memang kondisi Ani Yudhoyono relatif baik. Dia pun mampu menyesuaikan diri pada dunia baru dengan cepat. Ani pun mulai menjalani pola hidup sehat dengan makan sehat, istirahat yang cukup, mengonsumsi vitamin, dan berolahraga. Pokoknya, semua saran dari dokter kepresidenan dia ikuti.
"Saya juga rajin mengonsumsi minuman herbal untuk menjaga kesehatan. Jika ingin sekali, maka saya akan menyeduh kopi mix, kopi dicampur krim. Jika ingin teh, saya pilih teh hijau tanpa gula," kata Ani Yudhoyono.
Agar kondisinya selalu fit, Ani selalu mengingat pesan yang diberikan Dokter Aris dan Dokter Rahma, mengenai keharusan minum air putih yang banyak.
Sebab, kedua dokter itu mengatakan bahwa untuk mencegah penyakit datang, jangan sampai kurang minum air putih, kurang gerak, dan sebisa mungkin hindari stres.
Dokter menyarankan Ani menaruh empat gelas air putih setiap malam di sisi ranjang tidurnya. Dua gelas untuknya, dua gelas lagi untuk SBY.
Â
Advertisement
Ani Yudhoyono Balik Masuk Rumah Sakit
Namun, kondisi kurang sedap harus Ani terima beberapa tahun kemudian. Tepatnya di pertengahan 2012. Ani Yudhoyono tiba-tiba saja didera penyakit dua penyakit yang menyiksa. Nyeri yang sangat hebat di perut, dan frozen shoulder alias bahu yang kaku. Dia bercerita bahwa lengan atas dan bahunya terasa sakit dan kaki.
"Begitu sakitnya, hingga saya tak bisa mengangkat tangan. Jika mengangkat tangan seperti saat mengancingkan baju di belakang, saya kesakit," kataya.
Sedih pun tak bisa dia tutupi. Bayangkan saja, setiap kali hendak berganti pakaian, Ani harus menahan nyeri yang hebat di bahu dan lengan kiri. Baginya, mengenakan pakaian menjadi kegiatan yang menyengsarakan.
Terapi yang dianjurkan seorang kawan pernah Ani lakukan. Hanya saja tak mendatangkan hasil memuaskan. Lengannya tetap terasa kaku dan malah semakin nyeri.Â
Alhasil, di banyak acara, Ani harus duduk dengan perasaan menderita. Tak ada yang tahu bahwa dia sedang menahan nyeri yang hebat.Â
"Saya tetap berusaha menampakkan wajah yang segar, walau bahu seperti sedang menahan beban ribuan ton," ujarnya