Sukses

Bantu Anak Cepat Bicara, Ibu Harus Bawel

Agar kemampuan berbicara anak maksimal, anak perlu distimulasi, salah satunya oleh kebiasaan ibu berceloteh.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orangtua ingin agar anaknya cepat pandai bicara. Agar kemampuan berbicara anak maksimal, anak perlu distimulasi, salah satunya oleh kebiasaan ibu berceloteh. Simak pengalaman Mommy Eneng Maspuroh dari Babyologist berikut ini.

Hi dear Moms! Setelah punya anak, pastinya semua berubah ya. Mulai dari pola hidup, gaya hidup, kebiasaan dan lainnya. Saya baru punya anak satu, tapi sudah membuat saya berubah.

Dari yang tadinya tidak bawel, jadi bawel. Dari yang tadinya tidak bisa atur waktu, sekarang harus tepat waktu. Dari yang tadinya santai, sekarang harus gesit dan masih banyak hal lainnya. Benar tidak, Moms? Kalau saya sih yes!

Ada beberapa yang bertanya ke saya, "Ghaziya sekarang usianya berapa tahun, sih? Kok pintar ngomong?"

Di sini saya hanya sekadar sharing ya Moms. Dari awal nikah saya sudah komitmen harus bawel ke anak. Bawel itu bukan berarti harus teriak-teriak. Cerita saja, tidak penting juga tidak apa-apa, nanti anak akan merekam dengan sendirinya. Misalnya kita tanya sesuatu, dan yang jawab kita juga. Biarkan saja jika orang bilang kita tidak ada kerjaan. Yang pasti Moms melakukan yang terbaik untuk si Kecil, ya kan?

Ghaziya sekarang usianya 15 bulan. Banyak sekali yang mengira Ghaziya usia 2 tahunan. Dari usia 10 bulan, dia sudah tahu namanya sendiri. Bukankah itu kemajuan yang pesat, Moms? Kuncinya Moms sendiri yang tahu sebagai orang tuanya. Apa anak sudah diajak komunikasi secara continue? Apa komunikasinya dipelesetkan? Ini penting ya Moms. Pantang sekali bagi saya untuk memelesetkan kata-kata jika sedang berkomunikasi dengan anak. Contoh kecil ya Moms, misalnya bilang bibim yang harusnya mobil.

Saya biasanya meluruskan jika orang rumah yang berkomunikasi pelesetan dengan Ghaziya. Itu tidak boleh. Nanti anak akan meniru. Usia golden age itu cepat tangkap, makanya kita sebagai parents tentunya tahu yang terbaik untuk anak.

Pengulangan kata-kata juga cukup mempan ya Moms. Walaupun saya tidak pandai story telling. Tapi saya selalu bercerita yang saya pahami. Bercerita tidak harus tentang dongeng yang ada di buku-buku, cukup mainkan imajinasi Moms, itu sudah membuat si Kecil bahagia.

Pernah suatu hari saya ditegur sama suami, saking saya excited-nya bercerita sampai lupa intonasinya, saya selalu bersemangat kalau berimajinasi. Kini sudah ada hasilnya, Ghaziya semakin bawel, semakin kepo, siapa yang senang? Yang pasti suami ikut senang. Sekarang, suami tidak protes lagi kalau saya sedang halu/berimajinasi. Lucu, ya Moms!

Kalau si Kecil belum lancar berbicara, Moms jangan berkecil hati ya. Karena setiap anak itu berbeda. Anak adalah anugerah terindah. Pesan dari saya, kita sebagai Ibu jangan disibukkan dengan membandingkan anak sendiri dengan anak lainnya. PR kita sangat banyak, lho Moms. Ke depannya masih akan banyak lagi tantangan kita. Tantangan mendidik akhlaknya, kebiasaannya, pola pikirnya, dan masih banyak PR yang menanti. Kita sebagai Ibu harus tahan banting.

Semangat untuk para Moms! Semoga kita semua dimudahkan dalam mendidik anak-anak.

 

Semoga bermanfaat.

Â