Liputan6.com, New York, Amerika Serikat Wallace Broecker, ilmuwan pertama yang mengemukakan kekhawatiran tentang perubahan iklim dan mempopulerkan istilah pemanasan global telah tutup usia. Broecker meninggal dunia pada usia 87 tahun di sebuah rumah sakit Kota New York, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Menurut juru bicara Lamont-Doherty Earth Observatory, Broecker didera sakit dalam beberapa bulan terakhir--tidak disebutkan sakit apa. Melansir laman Sky News, Rabu, 20 Februari 2019, profesor dan peneliti Universitas Columbia ini mempelopori istilah pemanasan global, yang kini dikenal di seluruh dunia dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun 1975.
Dalam penelitian berjudul Climatic Change: Are We on the Brink of a Pronounced Global Warming? Karyanya memunculkan pemahaman sains tentang siklus karbon dioksida, yang mana karbon dipancarkan ke atmosfer, lalu diserap ke darat atau laut.
Broecker adalah orang pertama yang mengenali istilah Ocean Conveyor Belt, jaringan global arus samudera yang mengedarkan air dan nutrisi. Istilah conveyor belt merupakan istilah global untuk siklus thermohaline yang terjadi di lautan.
Kondisi itu menggambarkan gerakan arus dingin dan asin di lapisan dalam dan air yang hangat di permukaan. Ia juga memperkirakan, kenaikan tingkat karbon dioksida di atmosfer yang akan menyebabkan pemanasan global.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Tanda peringatan perubahan iklim
Kabar meninggal Broecker disampaikan Kevin Krajick, seorang penulis sains senior di Earth Institute Universitas Columbia. Ilmuwan tersebut menghabiskan bertahun-tahun sebagai profesor di Universitas Columbia.
Ia fokus mendalami isu kelautan, iklim, dan geologis. Broecker pernah tampil di CNN Newsroom pada tahun 2009. Pada waktu itu, ia berbicara tentang tanda-tanda peringatan perubahan iklim yang diungkapkan dalam penelitiannya.
"Ketakutan saya untuk masa depan bukan pada apa yang terjadi, tetapi fakta yang dikatakan (ditemukan) secara (ilmu) fisika bahwa jika kita menumpuk gas-gas ini (karbon dioksida) di atmosfer, maka kita akan menghangatkan planet ini," ungkapnya, dikutip dari CNN.
Penelitian Broecker juga mengungkap, tren pendinginan global yang terjadi pada tahun 1970-an, dalam rentang waktu satu dekade atau lebih akan memicu pemanasan global, yang disebabkan karbon dioksida.
Kenaikan kandungan karbon dioksida ke atmosfer akan cenderung menjadi faktor signifikan, yang pada abad berikutnya mendorong suhu planet rata-rata di luar batas yang terjadi selama 1.000 tahun terakhir.
Advertisement
Dikenal sebagai 'Kakek Ilmu Iklim'
Pekerjaan Broecker yang berfokus pada peran lautan dalam perubahan iklim dan perilaku iklim sepanjang sejarah planet, seperti yang dilaporkan The New York Times pada tahun 1998. Pada awal 1970 -an, Broecker juga berbicara secara terbuka tentang perlunya membatasi bahan bakar fosil dan efek pemanasan yang dapat terjadi pada lingkungan.
Selama kariernya, ia banyak meraih penghargaan, di antaranya National Medal of Science, Balzan Prize, the BBVA Frontiers of Knowledge Award, dan doktor kehormatan dari Harvard, Cambridge dan Oxford.
Broecker lahir di Chicago pada tahun 1931 dan dibesarkan di Oak Park, dikutip dari National Public Radio (NPR). Ia menerima gelar sarjana dan master dari Universitas Columbia serta gelar doktor di bidang geologi, yang diperolehnya pada tahun 1958. Ia bergabung menjadi pengajar di fakultas Universitas Columbia pada tahun 1959.
Yang paling mengesankan, Broecker dikenal sebagai "Kakek Ilmu Iklim" dan "Dekan Ilmuwan Iklim." Di mata banyak temannya, Broecker disapa dengan "Wally."