Sukses

Plastik Mengancam Kesehatan Manusia

Temuan terbaru mengungkap, fakta siklus perubahan plastik yang mengancam kesehatan manusia.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah laporan terbaru dari Center for International Environmental Law (CIEL) mengungkap, siklus hidup plastik yang mengancam kesehatan manusia. Laporan tersebut berjudul Plastic & Health: The Hidden Costs of a Plastic Planet yang baru saja diterbitkan Februari 2019.

Laporan tersebut menelaah bagaimana setiap tahapan rantai pasok dan siklus hidup plastik. Polusi plastik pun tak terhindarkan.

“Dampak krisis polusi plastik terhadap kesehatan manusia telah diabaikan terlalu lama. Ini harus menjadi pertimbangan utama mengelola plastik ke depannya. Bukan hanya lautan dan hewan laut kita yang menderita karena kecanduan plastik. Kesehatan kita juga terancam," jelas Pemimpin Kampanye Plastik Global Greenpeace Graham Forbes sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Sabtu, 23 Februari 2019,

Sejumlah temuan kunci dalam laporan sebagai berikut:

Bahan kimia berbahaya

Plastik menimbulkan risiko yang berbeda terhadap kesehatan manusia di setiap tahapan siklusnya. Hal ini terlihat dari bahan kimia berbahaya yang dilepaskan selama ekstraksi dan pembuatan bahan baku.

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda. Adanya paparan zat kimia tambahan selama penggunaan plastik serta polusi terhadap lingkungan dan makanan dalam bentuk limbah (sampah plastik).

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Partikel mikroplastik

Partikel-partikel mikroplastik, seperti fragmen dan serat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung, tertelan, dan terhirup.

Akibatnya, partikel tersebut berdampak pada kesehatan manusia. Ini karena ukuran partikel mikroplastik yang sangat kecil sekaligus punya kemampuan untuk menembus jaringan dan sel.

Kesenjangan pengetahuan

Ketidakpastian dan kesenjangan pengetahuan terhadap dampak buruk plastik dan kurangnya transparansi yang ekstrem mencegah konsumen, masyarakat, dan regulator membuat keputusan berdasarkan informasi yang lengkap.

Selain itu, menganggap remeh penilaian dampak kesehatan terhadap plastik membuat plastik terus digunakan.

Kesimpulan dalam laporan tersebut, perlu ada tindakan segera untuk mengadopsi pendekatan kehati-hatian untuk melindungi manusia dari krisis polusi plastik.  Â