Sukses

Selain Kelelahan, Ini 2 Pemicu Anak Tantrum

Ada beberapa faktor yang membuat tantrum muncul pada anak.

Liputan6.com, Jakarta Tantrum kerap terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun. Saat serangan tantrum datang ia bisa menangis, teriak, bahkan berguling-guling baik di rumah maupun tempat publik. 

Frekuensi tantrum pada anak memuncak antara usia 2,5 hingga tiga tahun, dan bisa terjadi setiap hari. Pada usia lima tahun, frekuensinya akan jauh berkurang.

"Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mereka tidak dapat mengendalikan emosi karena memang belum matang secara psikologis," kata psikolog anak Christina Rinaldi dari University of Alberta di Edmonton.

Mungkin banyak orangtua yang sudah tahu bila anak lelah, maka lebih mudah tantrum. Selain itu, masih ada lagi. Berikut tiga penyebabnya seperti dilansir Today Parents.

1. Lelah

Seperti sedikit disinggung di atas, ketika anak main seharian, ia akan sangat kelelahan fisik dan mental dan menjadi sangat rewel hingga mengamuk.

Jika sudah begini, hal apapun akan membuatnya menangis dan sulit dikendalikan. Penting untuk tetap tidur siang dan mengajak istirahat setelah kelelahan. Mandikan dengan air hangat, lalu balur tubuhnya dengan minyak telon. Ajak ia tidur sambil beri pijatan.

 

2 dari 3 halaman

2. Lapar dan haus

Rasa lapar dan haus yang dialami anak-anak kerap kali diabaikan. Saat perutnya kosong dan kehausan, anak jadi mudah sekali mengamuk. Mereka juga cenderung menolak apapun yang ditawarkan.

Untuk itu, jika selalu sediakan camilan atau susu dalam kemasan yang bisa dinikmati si kecil setiap saat. Sehingga, saat bermain ia bisa menikmati camilan dan tak kelaparan hingga menunggu waktu makan.

3 dari 3 halaman

3. Orangtua yang 'pecah' perhatian

Perhatian memang sangat dibutuhkan anak-anak. Mereka pun akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya termasuk mengamuk. Biasanya, saat orangtua sedang melakukan sesuatu dan anak meminta perhatian lalu tak didapatkan, mereka akan tantrum.

Mengatasinya harus seimbang. Jika memang bisa langsung memberi perhatian, segera lakukan. Tapi jika sedang ada hal yang harus diselesaikan seperti telepon penting, mengurus pekerjaan, jelaskan pada anak. Setelah itu baru perhatian akan fokus kepadanya.

 

 

Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id

Video Terkini