Sukses

Faktor-Faktor yang Bikin Generasi Milenial Sudah Kena Hipertensi

Tren saat ini menunjukkan, generasi milenial juga rentan terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi identik dengan orang tua, namun trennya sudah bergeser ke mereka yang berusia lebih muda. Tidak tanggung-tanggung, generasi milenial saat ini juga berisiko terkena hipertensi lebih besar daripada dahulu.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Paskariatne Probo Dewi Yamin mengatakan, hipertensi pada generasi milenial tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Gaya hidup yang buruk ditengarai menjadi salah satu penyebab kondisi ini terjadi. Termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat.

"Gaya hidup yang dimaksud lebih mengarah pada aktivitas fisik yang berkurang dikarenakan semakin berkembangnya fasilitas yang ada," kata Paskariatne dalam konferensi pers yang diadakan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pada  (22/2/2019) di Jakarta.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Untuk penderita hipertensi di Indonesia sendiri, angkanya naik dari 25,8 persen di 2013 menjadi 34,1 di 2018.

Sementara angka hipertensi di usia 18 sampai 24 tahun adalah 13,2 persen dan usia 25 hingga 34 tahun sebesar 20,1 persen. Angka tersebut terbilang tinggi bagi mereka yang termasuk generasi milenial.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tingkat stres tinggi

Paskariatne mengatakan, banyak hal yang membuat tingginya anak muda yang terkena hipertensi. Di antaranya adalah kebiasaan merokok, serta konsumsi makanan instan dan cepat saji yang mengandung monosodium glutamat (MSG).

"Ada juga faktor psikososial seperti stres yang berperan dalam peningkatan tekanan darah. Studi di satu penelitian menemukan kondisi depresi meningkatkan risiko hipertensi di usia milenial," ungkap dokter yang meraih gelar sarjana di Universitas Gajah Mada ini.

"Selain itu, penelitian juga menyebutkan orang-orang muda itu biasanya tidak sabaran. Ada faktor-faktor yang menyebabkan orang muda terkena hipertensi misalnya emosian. Tidak sabaran," kata Paskariatne.

"Kondisi-kondisi seperti ini yang sebenarnya berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi."

Sehingga, penting bagi generasi milenial untuk rajin memeriksakan tekanan darah. Selain itu, perbanyak aktivitas fisik dan juga mengurangi konsumsi garam dan MSG. Tidak hanya itu, Paskariatne juga menyarankan orang-orang berusia muda untuk menyelesaikan masalah emosional yang dihadapinya, serta mengendalikan tingkat stres.