Sukses

Orang Desa Juga Bisa Kena Hipertensi, Ini Alasannya

Banyak orang beranggapan bahwa hipertensi adalah penyakit yang banyak dialami masyarakat perkotaan. Namun, orang desa juga bisa kena tekanan darah tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda mengira tekanan darah tinggi atau hipertensi hanya dialami oleh masyarakat perkotaan saja, ini salah besar. Faktanya, orang-orang yang hidup di pedesaan bisa terkena hipertensi.

Beberapa waktu lalu, ketika berbincang dengan seorang kepala dinas kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2019 di Tangerang Selatan, Banten Presiden Joko Widodo sempat terkejut mendengar bahwa di wilayah Natuna, Kepulauan Riau banyak orang terkena hipertensi. Salah satu faktor yang bisa meningkatkan kondisi itu kemungkinan besar adalah konsumsi garam.

"Kemungkinan sekali hal itu karena konsumsi garamnya tinggi sekali," kata Prof. Dr. dr. Suhardjono SpPD-KGH, K.Ger kepada Health Liputan6.com di Jakarta ditulis Sabtu (23/2/2019).

Di kesempatan yang sama, Presiden Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Tunggul Situmorang mengatakan, dahulu di publikasi awal mengenai hipertensi, daerah dengan angka tertinggi di Silungkang, Sumatera Barat. Penyebabnya karena daerah tersebut memang memiliki konsumsi garam yang tinggi.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 3 halaman

Konsumsi garam meningkat dengan modernisasi

Tunggul mengatakan, konsumsi garam di daerah-daerah luar kota memang meningkat seiring dengan  modernisasi. Namun, penelitian dari Jepang di Amerika Serikat telah membuktikan hal semacam itu.

"Dengan kondisi diet garam yang bertambah, maka prevalensi hipertensinya juga bertambah," ungkap Tunggul menjelaskan.

Dia menambahkan, dalam sebuah studi di Jawa Barat, orang-orang di desa memang banyak mengonsumsi garam.

"Mereka memang 'lauk'nya garam. Makan pakai garam. Jadi ini bukan soal di kota atau di desa, walaupun stres dan lainnya (berpengaruh), tapi yang utamanya juga konsumsi garam."

Sehingga, pemerintah diminta untuk membuat regulasi khusus terkait konsumsi garam. Tunggul mencontohkan di Inggris yang tidak memperbolehkan konsumen restoran menambahkan garam secara mandiri.

 

3 dari 3 halaman

Hipertensi, pintu gerbang stroke dan penyakit jantung

Tunggul mengatakan bahwa hipertensi bisa menjadi awal mula dari berbagai penyakit tidak menular yang mematikan. Misalnya masalah jantung dan stroke.

"Hipertensi adalah biang keladi dari kelainan pada ginjal, jantung, bahkan pada saraf dan semua organ yang mempunyai pembuluh darah," kata Tunggul. Maka dari itu, penyakit semacam ini harus diwaspadai.

Salah satu untuk mencegahnya adalah dengan mengurangi konsumsi garam dan juga makanan-makanan kemasan yang mengandung monosodium glutamat (MSG). Tentu saja, juga diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti rajin olahraga.