Sukses

Kejadian Bunuh Diri Para Tokoh Publik Dianggap Hal yang Luar Biasa

Kejadian bunuh diri dari tokoh publik dianggap hal yang luar biasa, terutama dari jurnalis madya, menurut survei terbaru.

Liputan6.com, Jakarta Pemberitaan kejadian bunuh diri dari tokoh publik (public figure) dianggap  sebagai hal yang luar biasa. Temuan itu berdasarkan survei dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Komunitas Into The Light dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers. 

Anggota Divisi Gender, Anak dan Kelompok Marjinal AJI Jakarta, Widia Primastika menjelaskan, sebagian besar jurnalis kelompok madya (45 persen) juga menganggap kejadian bunuh diri tokoh publik itu luar biasa. Apalagi kejadian bunuh diri dari artis atau selebriti terkenal.

Survei penelitian bunuh diri ini dilakukan pada Januari sampai Februari 2019 dengan mengelompokkan jurnalis ke dalam tiga kategori. Kategori jurnalis muda (bekerja 1-5 tahun), madya (bekerja 6-10 tahun), dan utama (bekerja lebih dari 10 tahun).

Pemberitaan bunuh diri pun ramai dimuat media massa. Foto dan video adegan bunuh diri bahkan tersebar luas di media sosial tanpa henti-henti.

Padahal, peristiwa bunuh diri secara jelas dapat memunculkan rasa ngeri dan berpotensi menimbulkan trauma yang mengganggu kesehatan jiwa bagi masyarakat juga keluarga korban. 

“Secara umum, setiap kelompok jurnalis menganggap pentingnya pedoman pemberitaan bunuh diri untuk meminimalisasi dampak dari kejadian bunuh diri,” ujar Pengurus Komunitas Into The Light Venny Asyita dalam keterangan rilis pada Minggu, 24 Februari 2019.  

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuat masyarakat gelisah

Venny juga mengatakan, penelitian ini dilakukan karena peran jurnalis sangat penting dalam memahami isu bunuh diri. 

Pengemasan berita bunuh diri dengan memunculkan metode yang jelas dan dramatis membuat masyarakat gelisah. Apalagi ditambah penggunaan media sosial yang semakin liar,” kata dia.

Pemberitaan bunuh diri tidak bisa disamakan dengan berita pada umumnya, karena berpotensi menyebabkan bunuh diri tiruan (copy cat). Efek ini dinamakan efek Werther

Bagi orang yang sedang depresi, pemberitaan tentang bunuh diri yang menguraikan metode atau cara bunuh diri dengan rinci bisa memicu seseorang untuk bunuh diri. Dalam hal ini, memunculkan ide untuk ikut bunuh diri. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.