Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Menguak Zoophilia dan Bestiality, Seks Menyimpang dengan Binatang

Perilaku seks menyimpang manusia dengan binatang dikenal dengan dua istilah, yakni zoophilia dan bestiality.

Liputan6.com, Jakarta Kabar incest (hubungan sedarah) di Lampung menjadi perbincangan publik, yang mana di antara anggota keluarga tersebut ada yang berhubungan seks dengan binatang. Bersetubuh dengan kambing dan sapi milik tetangga sempat dilakukan oleh si anak bungsu dalam keluarga tersebut.

Menilik kasus tersebut, berhubungan seks dengan binatang termasuk perilaku menyimpang. Dalam bahasa psikologis dikenal dua istilah, yaitu zoophilia dan bestiality. Kedua istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perilaku seks menyimpang dengan binatang.

Zoophilia adalah daya tarik seksual terhadap binatang, sedangkan bestiality terlibat dalam hubungan seksual dengan binatang. Keduanya saling terkait, seseorang yang punya daya tarik seksual akan menyetubuhi binatang.

Psikiater Era Dutta asal India menegaskan, seks menyimpang dengan binatang adalah kejahatan spontan (zoofilia oportunistik), yang mana orang-orang secara kebetulan menggunakan binatang untuk melakukan kejahatan (kejahatan seksual terhadap binatang), dilansir dari Latestly, Senin, 25 Februari 2019.

Ini dilakukan karena mereka tidak memiliki akses untuk memenuhi hasrat seksual melalui cara yang dapat diterima secara sosial. Seseorang yang zoophiles (sebutan untuk zoophilia) memiliki kecenderungan untuk mengembangkan ikatan romantis dan emosional terhadap hewan.

Sebaliknya, mereka yang melakukan bestiality memandang, binatang hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Tapi perilaku itu justru menyiksa dan melukai binatang.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Ungkapan cinta yang umum

Sebuah jurnal berjudul Why People Who Have Sex With Animals Believe That It Is Their Sexual Orientation — a Grounded Theory Study of Online Communities of Zoophiles, yang ditulis Damian Jacob Sendler tahun 2018 meneliti tentang zoophilia dan bestility.

Hasil penelitian menunjukkan, semua individu yang zoophiles memandang, ketertarikan mereka terhadap binatang sebagai ungkapan cinta yang umum.

"Ungkapan cinta ini sebanding dengan ikatan cinta manusia dengan manusia. Mereka beranggapan, daya tarik zoophiles terhadap hewan hanya cinta terhadap spesies yang berbeda. Karena kita semua adalah bagian dari alam," tulis Damian sebagai seksolog forensik di Felnett Health Research Foundation, New York, Amerika Serikat.

Jurnal juga mencatat, zoophilia dan bestiality ini termasuk perilaku seksualitas yang melibatkan cinta tanpa syarat, ungkapkan perasaan, tindakan, dan ketertarikan seksual. Hubungan heteroseksual juga terjadi dalam hewan sehingga zoophiles memandang cinta mereka dengan hewan sama dengan semua jenis cinta makhluk hidup lain.

Istilah zoophilia mulai dikenal pada abad ke-20 dan diidentifikasi sebagai America Psychiatric Association (APA) dalam bentuk paraphilia--bentuk klinis seksual yang menyimpang dan disfungsi psikologis pada individu. Ini karena ketertarikan mereka dan keinginan untuk berhubungan seks denganhewan, bukan manusia, menurut jurnal berjudul Zoophilia dan Bestiality: Cross-Cultural Perspective.

Jurnal ini ditulis Richard Kahn dari Antioch University, Los Angeles Amerika Serikat tahun 2007 dan dicetak dalam Encyclopedia of Human-Animal Relationships, Publisher: Greenwood Press.

3 dari 3 halaman

Legal di beberapa negara bagian AS

Walaupun seks dengan binatang adalah tindakan kejahatan seksual terhadap binatang, perilaku seks menyimpang ini legal di Kentucky, Amerika Serikat. Namun, seorang anggota parlemen negara bagian menyampaikan, sudah saatnya untuk melarang seks dengan binatang di Kentucky.

Kentucky adalah salah satu dari lima negara bagian yang mana bestiality adalah legal. Larangan untuk seks dengan binatang diajukan di Senat negara bagian tersebut pada awal Januari 2019.

"Bagian dari kekecewaan saya adalah orang-orang berpikir, itu (bestiality) semacam lelucon," kata Senator negara bagian Kentucky, Julie Raque Adams, dikutip dari Courier Journal.

Kentucky juga salah satu dari beberapa negara bagian di AS yang tidak memiliki undang-undang tentang praktik hubungan seks dengan binatang. Negara lain yang tidak punya undang-undang tersebut, yakni Wyoming, New Mexico; Virginia Barat dan Hawaii, serta Washington, D.C.

Sementara itu, ada Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan terhadap binatang, tapi RUU belum mendapatkan daya tarik di meja legislatif Kentucky. RUU yang diajukan pada tahun 2017 hanya melarang pelecehan seksual terhadap anjing peliharaan atau kucing.

RUU tidak membahas hubungan seks dengan binatang. Seiring wakut, penegakan hukum terlihat dengan mengawasi orang-orang yang melakukan pelecehan seksual terhadap hewan.

Pada tahun 2017, FBI mulai melacak kejahatan kekejaman terhadap hewan, termasuk bestiality dalam National Incident Based Reporting Systems.