Liputan6.com, Jakarta Mengalami kenaikan tekanan darah belum tentu seseorang bisa didiagnosis terkena hipertensi. Apalagi, jika Anda baru memeriksakan dengan satu kali pengukuran.
"Kalau di atas 130 sampai 139 dalam beberapa kali pengukuran tidak hanya satu kali pengukuran bisa dikatakan pra hipertensi," kata pakar hipertensi dokter Paskariatne Probo Dewi pada Health Liputan6.com belum lama ini.Â
Baca Juga
"Jadi harus dilakukan pengukuran beberapa kali, (angkanya) begitu terus, baru bisa dikatakan pra hipertensi," kata Paska. Di saat inilah, Anda harus mulai waspada terkena penyakit yang sering disebut dengan "pembunuh senyap" tersebut. Paska mengatakan, dalam kondisi pra hipertensi, seseorang belum diharuskan minum obat.
Advertisement
Paska menambahkan, untuk mengetahui apakah seseorang harus mulai waspada hipertensi, cobalah melakukan pengukuran tekanan darah beberapa kali. Apabila Anda datang ke klinik, biasanya akan dilakukan tiga kali pengukuran.
"Kalau di dalam klinik mengukur satu kali. Terus dijeda satu sampai dua menit untuk mengukur yang kedua. Jika beda yang satu dan kedua tidak sampai lima berarti benar tekanan darah segitu," kata Paska.
"Tapi kalau misalnya beda antara yang pertama dan kedua lebih dari lima milimeter raksa, nanti kita ambil dari yang ketiga. Baru diambil rata-rata ketiganya," imbuh dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia ini.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Hipertensi harus diobati
Hipertensi sendiri bukan sekadar kenaikan tekanan darah. Namun, itu adalah penyakit yang harus diobati.
"Semakin cepat lebih baik, karena jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan target organ, infark jantung, stroke, gagal ginjal, vaskular yang berakibat buruk sehingga dapat menimbulkan kematian dan kecacatan," kata pakar hipertensi dr. Suhardjono.
Hipertensi sendiri jarang menunjukkan gejala. Untuk mengenalinya, haruslah dengan skrining. Namun, ada beberapa ciri yang bisa memperlihatkan kondisi tersebut. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala, terutama di bagian belakang pada pagi hari. Selain itu, mereka terkadang mengalami vertigo, tinitus, gangguan penglihatan, hingga pingsan.
Beberapa gejala lain termasuk jantung berdebar-debar, sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban, mudah lelah, wajah memerah, dan hidung berdarah.
"Kami menghimbau, masyarakat mau melakukan pencegahan dengan menerapkan modifikasi gaya hidup, makan sehat, olahraga teratur, dan patuh terhadap pengobatan hipertensi yang saat ini mudah didapatkan, serta melakukan deteksi dini tekanan darah baik di rumah maupun di fasilitas kesehatan yang ada," kata Suhardjono.
Advertisement