Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Obsesi Model Finlandia yang Ingin Jadi Boneka Seks

Seorang model asal Finlandia terobsesi menjadi boneka seks sepenuhnya di kehidupan nyata.

Liputan6.com, Jakarta Model asal Finlandia Amanda Ahola terobsesi menjadi boneka seks sepenuhnya di kehidupan nyata. Demi mewujudkan obsesinya, ia puluhan kali menjalani operasi plastik.

Perempuan yang kini berusia 22 tahun ini mengklaim operasi plastik jauh lebih baik daripada seks. Target akhirnya akan terlihat dirinya seperti boneka seks meskipun obsesinya hampir membunuhnya.

Ia pertama kali menjalani operasi plastik memperbesar payudara saat usia 18 tahun. Model webcam ini menghabiskan biaya ratusan juta rupiah untuk memperbesar payudara dan Botox untuk hidung dan puluhan prosedur lain. Hal ini demi terlihat seperti boneka plastik.

"Aku Amanda dari Finlandia. Dan aku hampir mati karena operasi plastik," kata dia, dikutip dari New York Post, Selasa, 26 Februari 2019. "Impian pamungkasku adalah menjadi boneka seks di kehidupan nyata."

Amanda pertama kali mempelajari tentang operasi plastik ketika dia berusia 8 tahun. Sejak saat itu, ia tahu menjadi boneka seks adalah takdirnya. Operasi plastik pun tidak dilakukan di negara Skandinavia sehingga Amanda bepergian ke luar negeri untuk prosedur pertama operasi plastik.

Sejak saat itu, ia ketagihan operasi plastik.

"Di Finlandia, dokter benar-benar tidak (mampu) melakukan operasi plastik. Ketika aku berusia 18 tahun, aku bepergian ke Estonia untuk memperbesar paayudara," ujar Amanda.

Ia mendapatkan implan payudara. Itu salah satu hari terbaik dalam hidup Amanda, yang mana serupa dengan boneka seks: ukuran payudara besar.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Kecanduan operasi plastik

Setelah memperbesar payudara, Amanda menjadi kecanduan operasi plastik. Ia merasa bahagia. Selama bertahun-tahun ia menghabiskan Rp 279 juta untuk implan payudara, Rp 69 juta untuk operasi hidung, dan ratusan juta lainnya untuk filler bibir dan Botox.

Untuk seluruh pembiayaan operasi plastik, Amanda memeroleh uang dari 'ayah kesayangannya' (yang tak punya hubungan darah).

"Dia bertanya padaku, apakah ada sesuatu yang aku suka. Aku bilang, aku ingin payudara yang lebih besar. Aku belum pernah bertemu 'ayah kesayanganku.' Kami hanya mengobrol di telepon," Amanda melanjutkan.

Jika seseorang ingin membayar tagihan atau operasi meski tidak memiliki hubungan darah dengan, Amanda merasa baik-baik saja.

3 dari 3 halaman

Alami kejang dan koma

Meskipun ada seseorang yang membiayai operasi plastik, prosedur itu termasuk pembesaran payudara yang membuatnya hampir kehilangan nyawanya.

Operasi berjalan sukses, tetapi ia bereaksi terhadap anestesi dan menderita kejang dan masuk ICU.

“Aku memang menjalani operasi, tetapi mengalami kejang dan koma selama beberapa hari setelah operasi. Para dokter memberi tahu, bahwa biuslah yang menjadi masalah," ujar dia.

Ia merasa hampir mati. Bahkan setelah pengalaman mendekati kematian, Amanda masih kecanduan operasi plastik.Â