Sukses

Stroke Terlambat Ditangani, Pembuluh Darah Otak Bisa Pecah

Penanganan stroke yang terlambat atau dibiarkan akan menyebabkan pembuluh darah otak pecah.

Liputan6.com, Jakarta Serangan stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul mendadak dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Hal ini terjadi karena gangguan peredaran darah otak.

Bila serangan stroke terlambat ditangani dapat berakibat fatal. Seseorang dapat mengalami penyempitan hingga pecahnya pembuluh darah.

"Jika tidak dikendalikan atau diobati dapat memperburuk dan terjadi penyempitan atau pecah pembuluh darah," kata dokter spesialis saraf Dewanta.

"Segera bawa ke rumah sakit terdekat dan diutamakan (rumah sakit) yang mempunyai dokter spesialis saraf juga fasilitas unit stroke. Waktu yang tepat akan menyelamatkan otak,” ungkap dokter spesialis saraf Dewanta dalam keterangan pers kepada Health Liputan6.com, ditulis Rabu, (27/2/2019).

Anda harus memerhatikan gejala awal stroke berupa rasa kantuk yang sangat berat atau hilang kesadaran, pusing, kesemutan, dan baal (mati rasa) separuh badan. Gejala lain, yakni gangguan penglihatan satu atau pada dua mata.

“Anda perlu waspada, itu adalah serangan awal stroke,” ujar Dewanta, yang sehari-hari berpraktik di Siloam Hospitals Bogor, Jawa Barat.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Menghindari kematian atau kecacatan

Pertolongan yang akurat dan cepat harus segera di lakukan untuk menghindari kematian atau kecacatan. Dewanta menambahkan, setiap menit keterlambatan pertolongan bertujuan otak tidak kekurangan darah.

“Kalau terlambat berarti 1,9 juta sel otak dan serabut otak akan mati,” papar dia.

Kecenderungan stroke juga dipicu faktor keturunan atau genetik. Pada beberapa kasus, stroke yang terjadi dialami anak-anak atau remaja. Biasanya karena ada arteri vena malformasi atau aneurisma berupa kelainan pembuluh darah otak.

3 dari 3 halaman

Pola hidup sehat

Faktor lain yang memicu stroke adalah kegemukan (obesitas), stres, merokok, alkohol, dan pola hidup tidak sehat. Semua ini bisa dikendalikan dengan menjalankan pola hidup sehat.

Agar terhindar dari stroke, Dewanta menganjurkan, hentikan kebiasaan merokok, konsumsi makanan sehat (rendah lemak jenuh dan kolesterol), menambah asupan kalium dan mengurangi natrium.

“Perbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktifitas fisik yang punya nilai aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang) secara teratur minimal 30 menit dan minimal 3 kali seminggu,” Dewanta  menambahkan.

Berat badan pun perlu diturunka atau dipertahankan sesuai berat badan ideal dengan basal metabolik indeks (BMI), yakni kurang dari  25kg/m2, garis lingkar pinggang kurang dari 80 cm wanita, dan garis lingkar pinggang kurang dari 90cm pada pria.