Sukses

Alasan Makan Terburu-buru Bikin Berat Badan Naik Lebih Cepat

Banyak orang terburu-buru ketika sedang makan. Namun, risiko kenaikan berat badan menjadi lebih tinggi pada mereka. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, Jakarta Selain makanan dengan gizi seimbang, perhatikan juga cara makan Anda jika ingin memiliki badan yang ideal dan sehat. Penelitian menyatakan bahwa kecepatan makan ternyata juga berpengaruh pada tubuh seseorang.

Sebuah penelitian di Jepang yang dipublikasikan di jurnal Circulation melihat 1.803 orang dewasa selama lima tahun. Mereka membagi tiga peserta berdasarkan kecepatan makannya. Mulai dari yang lambat, normal, dan cepat.

Para peserta ini diberikan kuesioner di awal penelitian. Isinya adalah tentang pola makan, aktivitas fisik, dan riwayat medis mereka. Dalam temuan awal, tidak ada relawan yang memiliki sindrom metabolik yang bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan diabetes.

Melansir Reader's Digest pada Sabtu (2/3/2019), lima tahun kemudian, para peserta kembali melaporkan lagi status kesehatannya. 84 orang melaporkan bahwa mereka didiagnosis dengan sindrom metabolik. Para peneliti menemukan, kecepatan makan mereka menjadi prediktor utama.

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tidak merasa kenyang

Temuan tersebut menyatakan bahwa pemakan yang lebih cepat memiliki 89 persen lebih besar kemungkinan untuk memiliki sindrom metabolik dibandingkan dengan pemakan yang normal atau lambat. Hanya 2,3 persen dari pemakan lambat yang terdiagnosis.

Para peneliti menambahkan, pemakan cepat juga melihat adanya lebih banyak pertambahan berat badan, lingkar pinggang, serta kadar gula darah lebih tinggi. Mereka mengatakan bahwa ketika Anda makan lebih cepat, tubuh jadi tidak punya kesempatan memberi sinyal dan memberitahu kapan waktunya berhenti.

"Ketika orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan cenderung makan berlebihan," kata penulis studi dan kardiologis Takayuki Yamaji dari Hiroshima University, Jepang.

"Makan lebih cepat menyebabkan fluktuasi glukosa lebih besar yang bisa menyebabkan fluktuasi glukosa lebih besar dan bisa menimbulkan resistensi insulin," tambah Takayuki.

Beberapa penelitian sebelumnya juga mendukung temuan ini. Sebuah studi di Selandia Baru menemukan, indeks massa tubuh orang yang makan dengan cepat lebih tinggi. Selain itu, studi lain di Tiongkok menyatakan bahwa pria yang kelebihan berat badan menjadi makan lebih sedikit saat diminta mengunyah 40 kali sebelum menelannya.