Sukses

Wanita Ini Kena Kanker Langka Setelah Implan Bokong

Kasus ini dianggap harus menjadi perhatian akan bahayanya implan bertekstur tidak hanya pada bagian payudara tapi juga bagian tubuh lainnya

Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan mengalami kanker langka setelah melakukan implan bokong. Kasus ini merupakan yang pertama kalinya dilaporkan karena biasanya jenis kanker itu lebih terkait dengan implan payudara.

Kanker tersebut disebut dengan limfoma sel besar anaplastik (anaplastic large cell lymphoma/ALCL). Jenis limfoma ini merupakan kanker pada sel sistem kekebalan tubuh. Selama ini, kanker langka tersebut banyak dilaporkan oleh US Food and Drug Administration sebagai akibat dari implan payudara pada perempuan.

"Kasus wanita ini membantu menunjukkan bahwa banyak implan bertekstur berpotensi menyebabkan faktor risiko ALCL dan secara umum, diskusi harus beralih dari 'kanker terkait implan payudara' menjadi 'kanker terkait implan'," tulis para peneliti dalam seperti dilansir dari Live Science pada Senin (4/3/2019).

Wanita 49 tahun ini diketahui melakukan implan bertekstur gluteal sekitar setahun sebelum didiagnosis kanker. Dokter mengamati bahwa dirinya memiliki ulserasi pada kulit di sekitar implan. Selain itu, tes pencitraan menemukan adanya cairan di sekitar implan bokong tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Keterkaitan dengan implan payudara

Kanker tersebut sayangnya telah menyebar ke bagian lain tubuhnya termasuk paru-paru. Laporan yang dipublikasikan di Aesthetic Surgery Journal pada 15 Februari lalu mengungkapkan bahwa biopsi dari massa di paru-parunya memperlihatkan sel yang merupakan ciri khas dari ALCL. Meskipun sudah melakukan kemoterapi agresif, pasien tersebut meninggal beberapa bulan kemudian.

Meski begitu, para penulis belum bisa mengonfirmasi bahwa implan tersebut menjadi penyebab kanker wanita itu. Mereka hanya melihat bahwa ada keterkaitan antara implan bertekstur dengan ALCL yang diderita pasien.

Para dokter juga mencatat bahwa kemungkinan pasien ini memiliki kanker agresif yang terdiagnosis setahun setelah melakukan implan. Di sebagian besar kasus ALCL, kanker tersebut memiliki keterkaitan dengan implan payudara dan seringkali terjadi sekitar 10 tahun setelah prosedur.

Penulis studi menekankan pentingnya dokter untuk mengetahui bahaya implan silikon bertekstur selain payudara, tetap memiliki risiko kanker. Selain itu, pasien juga harus mengetahui dan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi, serta tanda-tanda komplikasi.

Untuk saat ini, penelitian masih mencari tahu bagaimana implan semacam itu bisa menjadi penyebab kanker.